Peningkatan Kinerja Pemupuk Kelapa Sawit Tanaman Belum Menghasilkan dengan Alat Gendong Pupuk dari Karung Bekas Pupuk di Kebun Sukamulya PT Buluh Cawang Plantation
Abstract
Komoditas kelapa sawit di Indonesia adalah salah satu penghasil devisa negara yang berperan penting dalam pembangunan nasional. Luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia terus berkembang mencapai 15,30 juta hektar pada tahun 2023 dengan produktivitas 12,42 kg/hektar. Peningkatan produktivitas dapat dicapai melalui pemeliharaan yang tepat, salah satunya pemupukan yang tepat sehingga efisien dan efektif. Tujuan proyek akhir meningkatkan kinerja pemupuk dengan alat gendong pupuk dari karung bekas pupuk. Hasil uji coba alat gendong pupuk dari karung bekas pupuk di Kebun Sukamulya PT. Buluh Cawang Plantation menunjukkan bahwa 100 % tenaga kerja (TK) merasa aman mengunakan alat gendong karung bekas pupuk (GKB) dan alat gendong perusahaan (GP), 70% TK merasa aman menggunakan GKP dan 30% GP, kehilangan pupuk menggunakan GP 1,22% sedangkan GKB tidak ada. Selain itu, hasil survai menunjukkan penggunaan GP menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja 50% tenaga kerja pemupuk The palm oil commodity in Indonesia is one of the country's foreign exchange earners which plays an important role in national development. The area of oil palm plantations in Indonesia continues to grow, reaching 15.30 million hectares in 2023 with a productivity of 12.42 kg/hectare. Increased productivity can be achieved through proper maintenance, one of which is proper fertilization so that it is efficient and effective. The final project objective is to improve the performance of fertilizers by using fertilizer carriers from used fertilizer sacks. Test results of a fertilizer carrying tool made from used fertilizer sacks at PT Sukamulya Gardens. Buluh Cawang Plantation showed that 100% of the workforce (TK) felt safe using used fertilizer sacks (GKB) and company carrying tools (GP), 70% of TK felt safe using GKP and 30% GP, lost fertilizer using GP 1.22 % while GKB does not exist. In addition, survey results show that the use of GP causes work accidents in 50% of the fertilizer workforce.