Mempelajari Persalinan Normal Melalui Komunikasi Dalam Komunitas Virtual.
Date
2024Author
Widyaningrum, Alifiah Ghaniyyu
Hubeis, Aida Vitayala Sjafri
Sarwoprasodjo, Sarwititi
Matindas, Krishnarini
Metadata
Show full item recordAbstract
Tingginya angka persalinan cesarean section di Indonesia yang melebihi standar WHO. Persalinan cesarean section berulang dapat menimbulkan risiko komplikasi bagi ibu dan bayi. Vaginal Birth After Cesarean (VBAC) menjadi alternatif yang aman untuk mengurangi risiko tersebut. Namun, kurangnya pengetahuan dan dukungan seringkali menjadi hambatan bagi ibu hamil untuk memilih VBAC. Dalam era digital, komunitas virtual menjadi sarana penting untuk mendapatkan informasi, dukungan, dan pembelajaran terkait persalinan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) Bagaimana karakteristik dan fitur komunitas belajar Telegram virtual Cerita VBAC tentang Vaginal Birth After Cesarean?. (2) Bagaimana proses belajar role model dan anggota tentang Vaginal Birth After Cesarean? (3) Bagaimana model komunikasi dalam komunitas belajar virtual tentang Vaginal Birth After Cesarean? Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi virtual. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi partisipan pada grup Telegram Komunitas Cerita VBAC, wawancara, dan analisis konten. Kerangka teori yang digunakan adalah Social Cognitive Theory dari Bandura dan Experiential Learning Theory dari Kolb.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian ini menemukan bahwa komunitas virtual Cerita VBAC di platform Telegram memiliki karakteristik dan fitur yang mendukung proses pembelajaran tentang persalinan vaginal birth after caesar (VBAC). Komunitas ini menyediakan ruang, anggota dapat belajar dari role model dan sesama anggota melalui berbagai bentuk komunikasi dan interaksi. Proses pembelajaran dalam komunitas ini melibatkan berbagai cara, termasuk berbagi pengalaman pribadi, mendiskusikan tantangan dan solusi, serta memberikan dukungan emosional. Role model dalam komunitas memainkan peran penting dengan membagikan pengetahuan dan pengalaman mereka, yang membantu anggota lain untuk memahami proses VBAC dengan lebih baik. Model komunikasi yang berkembang dalam komunitas ini mencakup pertukaran informasi yang dinamis dan interaktif. Anggota komunitas tidak hanya menerima informasi tetapi juga aktif berpartisipasi dalam diskusi dan saling memberikan umpan balik. Hal ini memungkinkan para ibu hamil untuk memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam dan praktis mengenai VBAC, sekaligus meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam mempersiapkan persalinan.
Implikasi dari penelitian ini adalah pentingnya pemanfaatan komunitas virtual sebagai sarana edukasi, dukungan, dan pemberdayaan ibu hamil dalam menghadapi persalinan VBAC. Model komunikasi yang dikembangkan dapat menjadi panduan bagi tenaga kesehatan dan pemangku kebijakan dalam meningkatkan literasi kesehatan ibu hamil melalui media sosial. Dengan memaksimalkan potensi komunitas virtual dan menerapkan model pembelajaran experiential learning, diharapkan semakin banyak ibu hamil yang memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan dukungan untuk menjalani persalinan VBAC dengan aman dan percaya diri.
Collections
- DT - Human Ecology [567]