Peningkatan Layanan Pelatihan Budidaya Jamur Tiram Secara Luring dan Daring di Villa Mushroom Agrifarm Kabupaten Bandung
Abstract
Villa Mushroom Agrifarm perusahaan yang awalnya bergerak di bidang budidaya jamur tiram dan berkembang menjadi penyedia jasa pelatihan budidaya jamur tiram. Namun, unit bisnis pelatihan ini belum berjalan secara optimal. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi strategi pengembangan bisnis, menganalisis kelayakan pengembangan bisnis dari aspek non finansial dan aspek finansial dan menganalisis switching value apabila terjadi perubahan-perubahan variabel dimasa yang akan datang. Metode yang digunakan yaitu analisis SWOT, analisis deskriptif, aspek non finansial, dan aspek finansial berdasarkan Net B/C, IRR dan PP serta analisis switching value. Hasil analisis kelayakan usaha pada aspek non finansial adalah usaha dinyatakan layak untuk dijalankan. Pada analisis finansial usaha sebelum pengembangan tidak layak dan sesudah pengembangan layak untuk dijalankan dengan nilai NPV sebesar Rp 81.212.151, nilai Net B/C sebesar 3,27, nilai IRR sebesar 41,07%, nilai PP sebesar 3 tahun 4 bulan. Hasil analisis switching value menunjukkan variabel yang paling sensitif mempengaruhi usaha yaitu variabel penurunan penjualan pelatihan secara luring. Oleh karena itu, perusahaan dapat meningkatkan kualitas layanan dan strategi pemasaran. Villa Mushroom Agrifarm is a company that initially engaged in oyster mushroom cultivation and developed into a training service provider for oyster mushroom cultivation. However, this training business unit has not run optimally. The purpose of this research is to identify business development strategies, analyze the feasibility of business development from non-financial aspects and financial aspects and analyze switching value if there are changes in variables in the future. The methods used are SWOT analysis, descriptive analysis, non-financial aspects, and financial aspects based on Net B/C, IRR and PP and switching value analysis. The result of business feasibility analysis on non-financial aspects is that the business is declared feasible to run. In the financial analysis, the business before development is not feasible and after development is feasible to run with an NPV value of Rp 81.212.151, Net B/C value of 3,27, IRR value of 41,07%, PP value of 3 years and 4 months. The results of the switching value analysis show that the most sensitive variable affecting the business is the variable of decreasing offline training sales. Therefore, the company can improve service quality and marketing strategies.
