Show simple item record

dc.contributor.advisorManik, Henry Munandar
dc.contributor.advisorZulfikar, Muhammad
dc.contributor.authorZahran, Hafizh
dc.date.accessioned2024-08-09T12:17:29Z
dc.date.available2024-08-09T12:17:29Z
dc.date.issued2024
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/156943
dc.description.abstractSeismik merupakan metode penjalaran gelombang pantul yang dapat menggambarkan keadaan bawah permukaan laut. Pada proses pengolahan data seismik, gelombang yang merambat dari source menuju receiver akan mengalami sedikit perbedaan dari kondisi kedalaman dasar laut yang sebenarnya. Mistie merupakan kesalahan pada data seismik yang menyebabkan ketidaksesuaian kedalaman antara lintasan seismik yang berpotongan. Fenomena mistie umumnya terjadi pada saat akuisisi dan pemrosesan data, sehingga jika kesalahan ini tidak dikoreksi dapat menyebabkan kesalahan pada saat interpretasi data dan menghasilkan menghasilkan bentuk stratigrafi yang salah. Penelitian ini bertujuan menganalisis kondisi kedalaman dasar laut menggunakan Single Beam Echosounder dan seismik single channel serta menganalisis perbedaan kedalaman dasar laut pada jalur seismik yang berpotongan. Data kedalaman pada pemeruman Single Beam Echosounder dikoreksi dengan pasang surut yang kemudian dibuat sebaran dengan menggunakan interpolasi kriging sebagai data acuan seismik. Pada Perairan Bintan kedalaman yang diperoleh oleh Single Beam Echosounder berkisar 1 hingga 27 meter sedangkan pengukuran seismik memiliki kedalaman berkisar 4,5 hingga 30 meter. Mistie pada setiap jalur lintasan memiliki kisaran nilai lebih dari 1,5 meter dan data kedalaman Single Beam Echosounder yang telah dilakukan koreksi pasang surut dapat mengatasi mistie pada tiap jalur seismik yang berpotongan.
dc.description.abstractSeismic is a method of propagating reflected waves that can describe conditions below the sea surface. In the seismic data processing process, the waves propagating from the source to the receiver will experience slight differences from the actual depth conditions of the seabed. Mistie is an error in seismic data that causes depth discrepancies between intersecting seismic trajectories. The mistie phenomenon generally occurs during data acquisition and processing, so if this error is not corrected it can cause errors during data interpretation and result in an incorrect stratigraphic form. This research aims to analyze seabed depth conditions using Single Beam Echosounder and single channel seismic and analyze differences in seabed depth in intersecting seismic lines. Depth data on Single Beam Echosounder soundings are corrected for tides which are then distributed using kriging interpolation as seismic reference data. In Bintan waters, the depth obtained by the Single Beam Echosounder ranges from 1 to 27 meters, while seismic measurements range from 4,5 to 30 meters. The mistie on each path has a value range of more than 1,5 meters and the Single Beam Echosounder depth data which has been corrected for tides can overcome the mistie on each intersecting seismic path.
dc.description.sponsorship
dc.language.isoid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleAnalisis Data Pemeruman Single Beam Echosounder untuk Eliminasi Mistie pada Seismik Single Channel di Perairan Bintanid
dc.title.alternativeAnalysis of Single Beam Echosounder Sounding Data for Mistie Elimination in Single Channel Seismic in Bintan Waters
dc.typeSkripsi
dc.subject.keywordpasang surutid
dc.subject.keywordseismikid
dc.subject.keywordBatimetriid
dc.subject.keywordMistieid
dc.subject.keywordSingle Beam Echosounderid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record