Analisis Daya Dukung Wisata Hiu Paus (Rhincodon typus Smith, 1828) di Teluk Saleh, Nusa Tenggara Barat
Abstract
Hiu paus (Rhincodon typus) merupakan ikan terbesar di dunia. Status
konservasi hiu paus berdasarkan IUCN termasuk kedalam kategori terancam punah
(endangered). Pemanfaatan wisata secara langsung dapat memberikan ancaman
terhadap kelestarian hiu paus sehingga perlu menelaah kondisi pengelolaan pada
sumber daya hiu paus yang sudah beroperasi, menganalisis kapasitas daya dukung
wisata dan menentukan rekomendasi pengelolaan wisata hiu paus. Data primer
diperoleh dengan cara observasi lapangan dan wawancara. Hasil penelitian
menunjukan bahwa pengelolaan wisata hiu paus di Teluk Saleh belum optimal.
Indeks kesesuaian wisata hiu paus memiliki kategori sangat sesuai (SS) dan sesuai
(S) untuk kegiatan wisata. Nilai daya dukung dengan pendekatan titik kemunculan
sebesar 6400 orangatau tahun. Rekomendasi pengelolaan yang tepat yaitu
pengkajian kemunculan hiu paus secara spasial-temporal, promosi wisata hiu paus
pada media sosial dan cetak, pembentukan tim monitoring dan evaluasi, pelatihan
kepada pelaku wisata, dan membangun kerjasama kepada pemerintah, masyarakat
dan lembaga lainnya. The whale shark (Rhincodon typus) is the largest fish in the world and is
classified as endangered by the IUCN. Tourism activities can directly impact the
sustainability of whale sharks. Therefore, it is important to assess the management
of existing whale shark tourism, analyze the tourism capacity, and make
recommendations for better management. Primary data was collected through field
observations and interviews. The results indicate that the management of whale
shark tourism in Saleh Bay is suboptimal. The suitability index for whale shark
tourism activities was very suitable (SS) and suitable (S). Using the point approach,
the estimated carrying capacity is 6400 people per year. Recommendations for
improved management include assessing the spatial-temporal occurrence of whale
sharks, promoting whale shark tourism through social and print media, establishing
monitoring and evaluation teams, providing training for tourism operators, and
fostering collaboration with government, communities, and other stakeholders.