Performa Komunikasi Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia Jawa Barat dalam Meningkatkan Self Efficacy Disabilitas
Date
2024Author
Hiswanti
Hubeis, Aida Vitayala Sjafri
Hapsari, Dwi Retno
Sarwoprasodjo, Sarwititi
Metadata
Show full item recordAbstract
RINGKASAN
HISWANTI. Performa Komunikasi Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia Jawa Barat dalam Meningkatkan Self Efficacy Disabilitas. Dibimbing oleh SARWITITI SARWOPRASODJO. AIDA VITALAYA SJAFRI HUBEIS dan DWI RETNO HAPSARI.
Keberadaan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan komitmen 193 negara di dunia termasuk Indonesia dalam mencapai 17 tujuan hingga 2030. Saat ini penyandang disabilitas memberikan kontribusi jumlah kemiskinan di dunia dan khususnya di Indonesia, tingkat kemiskinan penyandang disabilitas (PD) lebih tinggi bila dibandingkan terhadap non penyandang disabilitas (Non-PD). Pemerintah memiliki keterbatasan dalam menangani permasalahan disabilitas, pada akhirnya menuntut peran serta masyarakat maupun organisasi sosial untuk dapat membuat penyandang disabilitas perempuan memiliki kemampuan mandiri. Aktifitas kegiatan yang dilakukan bersama secara kolektif menjadi penting dan menjadi strategi untuk memberdayakan disabilitas. Komunikasi pemberdayaan disabilitas melalui performa komunikasi merupakan suatu pendekatan secara psikologis mental untuk membangun self efficacy disabilitas yang rendah, agar disabilitas mampu mengatasi kesulitan dalam hal penyesuaian sosial dan psikologis karena keterbatasan fisik yang dimilikinya.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis performa komunikasi anggota disabilitas dalam mengonstruksi budaya organisasi pada dimensi ritual, hasrat, sosial, politis dan enkulturasi di Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Jawa Barat, menganalisis proses pembentukan self efficacy disabilitas di HWDI Jawa Barat, dan merumuskan model dan strategi komunikasi pemberdayaan disabilitas dalam peningkatan kapasitas disabilitas di HWDI Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus untuk mengenali secara mendalam interaksi komunikasi pemberdayaan melalui performa komunikasi yang dilakukan dalam organisasi HWDI. Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah HWDI Jawa Barat di wilayah Kota Bandung dan Desa di Cianjur Jawa Barat. Penentuan lokasi dilakukan sesuai data pendukung dan merupakan HWDI yang paling aktif berjalan di Jawa Barat. Penentuan key informan dilakukan dengan purposive sampling dan dianalisis dengan bantuan aplikasi NVivo 12 Plus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi komunikasi pemberdayaan disabilitas di HWDI melalui berbagai gabungan tampilan elemen performa komunikasi ritual, hasrat, sosial, politis dan enkulturasi berdampak pada proses pembentukan self efficacy disabilitas. Pelatihan dan sharing, keterlibatan disabilitas dalam kegiatan HWDI merupakan wujud tampilan performa yang terlihat paling tinggi meningkatkan self efficacy disabilitas. Keterlibatan dalam kegiatan organisasi HWDI memberikan perasaan diberdayakan, rasa mampu, dan peluang pengembangan diri. Pelatihan dan sharing menyentuh aspek kognitif disabilitas menjadi berpengetahuan, sharing yang diberikan oleh sesama disabilitas ataupun pengurus yang disabilitas menyentuh aspek afeksi berupa rasa kagum, rasa senang, tertarik untuk meniru apa yang diceritakan. Oleh karena sesi sharing, melalui kisah inspiratif yang dibagikan oleh sesama disabilitas ataupun pengurus penyandang disabilitas juga, memberikan daya persuasi yang tinggi kepada anggota disabilitas ingin melakukan hal yang sama dan mampu menyentuh aspek motivasi serta akhirnya disabilitas melakukan tahap pemilihan dalam proses self efficacy yaitu untuk melakukan dan mencapai apa yang diinginkannya. Dampak bergabung di HWDI meliputi pengembangan diri, berorganisasi dan bersosialisasi, meraih prestasi dan berkeluarga menjadikan disabilitas memiliki peningkatan kapasitas diri dan akses ke peluang. Performa sosial dan politis dalam HWDI menciptakan lingkungan yang mendukung dan memberdayakan. Aktivitas HWDI yang inklusif dan terstruktur membantu membangun rasa percaya diri, kemandirian, dan kemampuan mencapai tujuan, menciptakan lingkungan yang dirasakan lebih adil dan inklusif bagi penyandang disabilitas. Strategi komunikasi pemberdayaan disusun dengan memperhatikan jenis disabilitas, jenis performa komunikasi, tujuan yang hendak dicapai, target komunikasi yang menjadi pertimbangan dalam menetapkan komunikator, merancang pesan, bentuk kegiatan, menyiapkan media komunikasi yang sesuai dan evaluasi atas masing masing tujuan. Hal ini dilakukan disesuaikan jenis disabilitas dan derajat disabilitasnya masing-masing. Strategi komunikasi pemberdayaan disusun memperhatikan pula implementasi dari strategi komunikasi perubahan sosial yaitu aspek advokasi, mobilisasi, komunikasi dan evaluasi
Collections
- DT - Human Ecology [567]