Desain Proses Elektrokoagulasi untuk Pengolahan Efluen Sekunder Pabrik Minyak Kelapa Sawit
Abstract
Limbah cair dari proses pengolahan minyak pabrik kelapa dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan jika tidak diolah dengan baik. Elektrokoagulasi adalah metode yang efektif untuk menurunkan polutan pada limbah cair tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kondisi terbaik dan desain proses elektrokoagulasi dalam mengolah limbah cair dengan debit 417,6
m3/hari. Proses elektrokoagulasi dilakukan dengan variasi kondisi laju alir 60, 70, dan 80 L/jam dan tegangan 20, 30, 40, dan 50 volt. Karakteristik awal limbah menunjukkan pH 8,26; kekeruhan 99,5 NTU; TSS 124,25 mg/L; warna 1524 PtCo; COD 1187 mg/L; ortofosfat 130,34 mg/L; nitrat <0,05 mg NH3-N /L; dan amonia 70 mg NH3-N /L. Kondisi elektrokoagulasi terbaik adalah pada laju alir 80 L/jam
dengan tegangan 40 volt menghasilkan pH 8,47; kekeruhan 2,35 NTU; TSS 2 mg/L; warna 139 PtCo; COD 191 mg/L; ortofosfat <0,001 mg/L; nitrat <0,05 mg NO3N/L; dan amonia 91 mg NH3-N/L. Rata-rata penyisihan pada kondisi terpilih mencapai 92,7% pada parameter kekeruhan, TSS, warna, dan COD. Desain unit elektrokoagulasi meliputi reaktor berukuran 1,12 x 0,62 x 1,15 m3 dengan tegangan
47,023 volt, arus 2.738 ampere, dimensi elektrode 0,8 x 0,6 m2, tebal elektrode 0,005 m, kebutuhan elektrode 22,07 kg/hari, biaya elektrode Rp 1.157.904,6/hari, biaya listrik Rp 197.501,97/hari, dan total biaya penanganan Rp 4.068,15/m3. Proses pengolahan POMSE dengan koagulasi kimia berbahan tawas membutuhkan biaya penanganan sebesar Rp 10.827,07/m3.