dc.description.abstract | Sumberdaya manusia merupakan salah satu unsur sumberdaya dalam organisasi (perusahaan) yang apabila ketersediaannya cukup dan berkualitas akan dapat menentukan keberhasilan perusahaan dalam penyusunan rencana, pelaksanaan dan pengendalian jalannya usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengkajian aspek sumberdaya manusia ini telah menjadi keputusan penting bagi perusahaan. Sasaran pengkajian pada akhirnya mengacu kepada tujuan peningkatan kualitas dan produktivitas sumberdaya manusia itu sendiri yang pada gilirannya akan dapat menentukan keberhasilan perusahaan untuk mampu berkembang seiring dengan semakin ketatnya persaingan. Untuk menciptakan keunggulan bersaing yang berkelanjutan di masa depan, setiap perusahaan akan berusaha untuk mendapatkan, mempertahankan, dan membangun sumberdaya manusia yang berkualitas. Salah satu cara menciptakan keunggulan bersaing adalah menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tangguh dan berdaya saing tinggi dengan program-program pelatihan yang tidak saja meningkatkan aspek pengetahuan dan keterampilan namun membawa dampak pada perubahan sikap dan perilaku individu. PT Katsushiro adalah perusahaan patungan yang didirikan pada tahun 1995 dengan modal 7.400.000 USD dan berstatus PMA. Berlokasi dikawasan industri Jababeka Cikarang, Jawa Barat serta menempati lahan seluas 16.884 m² memproduksi komponen-komponen yang terbuat dari lembaran baja untuk berbagai komponen alat-alat berat, pekerjaan sipil, general industri, manufacturing dan machinery dan pesanan khusus untuk komponen steel plate sesuai kebutuhan, termasuk suku cadang beberapa alat dan mesin pertanian. Kapasitas produksi PT. Katsushiro adalah 30.000 ton/tahun. Selama ini perusahaan telah menerapkan program pelatihan yang sebagian besar berorientasi pada tolok ukur kinerja proses bisnis (internal busniness process) yang bersifat teknis, khusus diperuntukkan bagi bagian produksi. Namun, dalam rangka penerapan balanced scorecard ini pihak manajemen menginginkan agar program pelatihan yang dilakukan juga mencakup pencapaian tolok ukur kinerja pada tiga perspektif lainnya. Didasari atas tolok ukur kinerja yang diharapkan, maka masing-masing individu dari berbagai level dituntut untuk memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap dari keempat perspektif tersebut | |