Sinkronisasi Media Membangun Norma Aktivasi Rehabilitasi Sungai pada Program Citarum Harum
Date
2024Author
Zaenudin, Heni Nuraeni
Sumardjo
Sarwoprasodjo, Sarwititi
Saleh, Amiruddin
Metadata
Show full item recordAbstract
Pada tahun 2018, pemerintah Indonesia berkomitmen melakukan penanganan pencemaran
Sungai Citarum melalui Peraturan Presiden Nomor 15 tahun 2018 tentang Percepatan
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan daerah aliran sungai (DAS) Citarum. Menurut Menteri
Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi, permasalahan limbah domestik masih menjadi
fokus utama pada Program Citarum Harum . Berdasarkan studi kepustakaan, masalah
komunikasi lingkungan dengan pendekatan media antara lain, yaitu pertama, media memiliki
karakteristik dan fitur yang berbeda. Kedua, penggunaan media harus disesuaikan dengan jenis
informasi dan tujuan komunikasi. Media sosial lebih cocok untuk pesan singkat dan visual,
sementara artikel panjang lebih cocok untuk situs berita. Informasi harus relevan dan bermanfaat
bagi audiens. Ketiga, apabila komunikator tidak menyusun informasi sesuai kebutuhan dan
kepentingan masyarakat, pesan tersebut bisa dianggap tidak penting dan diabaikan. Media yang
dipilih harus mampu mendukung tujuan komunikasi yang efektif. Pada kampanye kesadaran
lingkungan, menggunakan media yang sering diakses oleh pegiat lingkungan dan masyarakat
target Program Citarum Harum. Keempat, mengabaikan demografi bisa menyebabkan kesalahan
dalam penyampaian pesan. Kajian komunikasi lingkungan dengan pendekatan strategi
komunikasi memiliki premis media memiliki potensi untuk mengubah kesadaran dan perilaku.
Berdasarkan latar belakang penelitian tujuan penelitian yang dirumuskan, antara lain, untuk
menganalisis sinkronisasi media (kemampuan media, paparan pesan performa komunikasi) dan
karakteristik (individu) masyarakat pada Program rehabilitasi sungai Citarum Harum di Jawa
Barat, beserta keterkaitan pengaruh antara variabel tersebut; untuk menganalisis pengaruh
sinkronisasi media (kemampuan media, paparan pesan, performa komunikasi) terhadap fungsi
tugas dalam rehabilitasi sungai pada Program Citarum Harum di Jawa Barat; untuk menganalisis
pengaruh fungsi tugas terhadap norma aktivasi dalam rehabilitasi sungai pada Program Citarum
Harum di Jawa Barat; untuk menganalisis strategi komunikasi membangun norma aktivasi untuk
rehabilitasi sungai pada Program Citarum Harum di Jawa Barat; untuk menganalisis model
sinkronisasi media dalam rehabilitasi sungai pada Program Citarum Harum.
Kebaruan pada penelitian sebelumnya dijelaskan bahwa keberhasilan pendekatan media
ditentukan oleh banyaknya informasi melalui media, tetapi tidak mempertimbangkan
penggunaan kapabilitas media dan proses komunikasi untuk fase bencana lingkungan yang
berbeda. Penelitian ini mencoba untuk memperbaiki dasar teori yang sering digunakan pada
penelitian sebelumnya. Peneliti mencoba mengukur kapabilitas ragam media secara mekanik
berdasarkan pada kecepatan pengiriman informasi, paralelisme, simbol set, proses penyusunan
infomasi, dan proses pemaknaan informasi. Selain itu, proses komunikasi diukur menggunakan
indikator penyampaian informasi dan pemaknaan informasi. Perpaduan kapabilitas media dan
proses komunikasi akan melahirkan sinkronisasi media, performa komunikasi, performa tugas,
dan norma aktivasi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan
kajian komunikasi lingkungan yang fokus pada persepsi dan perilaku masyarakat dalam
rehabilitasi Sungai.
Desain penelitian menggunakan penelitian kuantitatif eksplanatori yang bertujuan untuk
menganalisis pengaruh antara satu variabel dengan variabel lainnya. Penelitian ini bermaksud
untuk memberikan penjelasan pengaruh variabel bebas, yaitu media sinkronisasi dan variabel
terikat, yaitu aktivasi norma. Hasil dan temuan penelitian menemukan bahwa program ini
menggunakan berbagai strategi komunikasi untuk memengaruhi sikap dan perilaku masyarakat
terkait lingkungan, seperti kampanye penyuluhan, pemasangan spanduk, siaran televisi dan
radio, serta kegiatan-kegiatan publik. Pendekatan partisipatif memungkinkan masyarakat untuk
berkontribusi dalam merancang pesan-pesan kampanye yang lebih relevan dengan kebutuhan
dan budaya lokal. Kampanye Citarum Harum juga melibatkan advokasi untuk memengaruhi
kebijakan pemerintah terkait pengelolaan Sungai Citarum. Penyampaian pesan melalui media
berpengaruh terhadap pembentukan opini masyarakat mengenai isu lingkungan atau bencana
yang tengah terjadi pada DAS Citarum. Lebih lanjut, diungkapkan bahwa pemanfaatan teknologi
informasi dapat mengubah pola distribusi pesan dengan aksesibilitas yang besar. Strategi
komunikasi dan media dapat bertujuan untuk menginternalisasi pengetahuan lingkungan yang
masih awam pada masyarakat setempat, misalnya, informasi mengenai pengolahan dan
pengelolaan sampah serta dampak lingkungan akibat pencemaran.
Kesimpulan penelitian, antara lain, proses komunikasi dan kapabilitas media berhubungan positif
dengan rehabilitasi Sungai dalam Program Citarum Harum . Media dengan tingkat sinkronisasi
tinggi bertujuan untuk berbagi pemahaman, sedangkan media dengan sinkronisasi rendah
bertujuan pada penyampaian informasi. Pendekatan ragam media melibatkan keterlibatan dalam
tugas, kepuasan kerja sama, dan pembangunan hubungan sosial. Penelitian menunjukkan
kesadaran menjaga lingkungan Sungai masih minim sehingga diperlukan upaya lebih besar
untuk meningkatkan kesadaran dan tindakan nyata. Analisis kuadran importance-perfomance
map analysis (IPMA) menunjukkan prioritas dalam meningkatkan pengaruh terhadap
pembentukan norma aktivasi. Indikator dalam Kuadran A harus ditingkatkan meskipun
performanya sudah di atas rata-rata karena tingkat kepentingannya masih di bawah rata-rata.
Indikator dalam Kuadran B perlu dipertahankan kualitasnya. Saran penelitian, yaitu pemangku
kepentingan lintas sektor penting untuk menyusun strategi komunikasi yang mengadopsi
pendekatan ragam media dalam meningkatkan kesadaran pribadi. Pengembangan teknologi
informasi bertujuan untuk mendukung penggunaan aksesibilitas media yang efektif.
Pengembangan platform digital untuk memfasilitasi interaksi antarpemangku kepentingan dapat
menjadi langkah untuk keberlanjutan program di masa yang akan datang.
Collections
- DT - Human Ecology [567]