Strategi Perencanaan untuk Pengembangan Wisata Ilmiah yang Berkelanjutan di Kota Bogor
Date
2024Author
Ilhami, Wasissa Titi
Arifin, Hadi Susilo
Noorachmat, Bambang Pramudya
Kosmaryandi, Nandi
Metadata
Show full item recordAbstract
Kota Bogor merupakan kota yang memiliki sejarah budaya yang tinggi khususnya sejarah ilmu pengetahuan. Berawal dari masa Kerajaan Padjajaran hingga masa pemerintahan Hindia Belanda, Kota Bogor menjadi pusat penelitian dan habitat pertumbuhan berbagai pusat ilmu pengetahuan khususnya ilmu pertanian dalam arti luas. Sama halnya dengan sejarah ilmu pengetahuan, sejarah budaya yang ada di Bogor menjadikan Bogor menjadi kota yang khas dengan sejarah dan kaya akan budaya yang beragam. Banyaknya peninggalan sejarah berupa bangunan, arsitektur, dan komunitas yang terindentifikasi hingga saat ini oleh Dinas Pariwisata dan sumber lainnya serta observasi di lapangan ditemukan 448 bangunan cagar budaya, 18 universitas/sekolah tinggi, 54 Pusat Penelitian dan Pengembangan, 7 Museum, dan 8 Galeri dan perpustakaan. Sejarah ilmu pengetahuan, budaya, dan lingkungan tersebut memperlihatkan identitas Kota Bogor yang akan diingat sebagai kesatuan kompleksitas yang harus selalu digali, dibangun, dijaga dan dilestarikan. Namun, permasalahan yang dihadapi adalah potensi ilmiah yang dimiliki Kota Bogor belum dimanfaatkan secara optimal sebagai kawasan wisata yang terintegrasi untuk meningkatkan nilai tambah Bogor sebagai Kota Ilmu. Kendala lain adalah belum adanya kelembagaan khusus yang mengatur tata kelola tentang wisata ilmiah di Kota Bogor. Maka pada tahun 2021, Dewan Guru Besar IPB membuat kajian tentang Bogor kota Ilmu yang tertuang dalam Policy Brief Bogor Science City. Sebuah kota disebut dengan Kota Ilmu jika di dalamnya didukung salah satunya dengan aktivitas wisata ilmiah yang dilakukan. Hal ini sejalan dengan visi kota Bogor dalam Perda Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Bogor tahun 2025-2045, yaitu menjadikan Kota Bogor sebagai Kota Sains yang maju dan berkelanjutan. Sehingga penelitian ini dilakukan untuk mendukung Kota Bogor menjadi Kota Ilmu yang kaya dengan aktivitas wisata ilmiahnya
Penelitian ini dilakukan di Kota Bogor dan memiliki tujuan utama yaitu merumuskan indeks keberlanjutan wisata ilmiah. Tujuan antara untuk mencapai tujuan utama yaitu menganalisis dan memetakan potensi destinasi wisata ilmiah yang dilihat dari potensi penawaran (supply) dan potensi permintaan (demand) wisata, membuat perencanaan jalur alternatif interpretasi wisata ilmiah dan daya dukungnya, mengidentifikasi variabel kunci dan peran aktor dalam pengembangan wisata ilmiah serta menyusun strategi perencanaan pengembangan kebijakan wisata ilmiah. Kebaruan yang didapatkan dalam penelitian ini adalah rumusan indeks keberlanjutan wisata ilmiah.
Identifikasi potensi wisata ilmiah yang dihasilkan melalui analisis potensi (supply dan demand) dan keberlanjutan yang diklasifikasikan menjadi 5 kategori yaitu wisata sejarah budaya, wisata pendidikan, wisata penelitian, wisata petualangan ilmiah, serta wisata Meeting, Incentive, Conference, dan Exhibition (MICE). Masing-masing kategori dibuat menjadi jalur interpretasi dengan tujuan memudahkan wisatawan untuk memilih perjalanan wisata ilmiah mana yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan wisatawan. Jalur interpretasi yang ditawarkan berdasarkan pada kedekatan lokasi dan keterkaitan tema antar lokasi. Contohnya pada wisata sejarah budaya, dipilih objek yang dapat dijangkau dengan jalan kaki menyusuri objek dan membutuhkan waktu yang tidak terlalu lama, seperti jalur dengan tema sejarah Suryakencana yang objeknya berada dalam satu jalur yang lokasinya berdekatan, sama dengan tema bangunan bersejarah era colonial juga dapat dijangkau dengan berjalan kaki.
Tahap selanjutnya yaitu menentukan variabel dan aktor kunci yang menjadi dasar dalam menentukan langkah dan prioritas yang diambil. Setelah dianalisis melalui metode Micmac Mactor dengan melibatkan beberapa stakeholder kunci sebagai pakar, maka didapatkan variabel yang ditemukan paling berpengaruh adalah promosi, penambahan infrastruktur, infrastruktur, sumberdaya wisata, investasi, regulasi dan kebijakan, serta institusi penelitian dan edukasi. Sedangkan, aktor kunci yang mendukung keberhasilan perencanaan pengembangan wisata ilmiah di Kota Bogor adalah pemerintah Kota Bogor, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Kementerian Pertanian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Berdasarkan variabel-variabel tersebut, strategi yang dapat diambil melalui metode Multipol adalah melalui lima skenario tiap kategori yang perlu dibuatkan kebijakan dan aksi yang berbeda-beda. Salah satu contohnya, strategi pada wisata pendidikan dapat dibangun dengan pengembangan kelembagaan dan peningkatan kualitas destinasi wisata dengan aksi yang dilakukan melalui tata kelola yang baik, meningkatkan media komunikasi, membentuk paket wisata, meningkatkan promosi dan brand image, serta meningkatkan amenitas dan keragaman atraksi.
Pembuat kebijakan untuk wisata ilmiah ini diharapkan mampu bersinergi dengan pelaksana yang ada di lapangan. Kerjasama yang baik dan terarah dibutuhkan demi terwujudnya perencanaan serta pengembangan wisata ilmiah ini. Peningkatan kualitas destinasi wisata dengan menambah atraksi dan membuat paket wisata ilmiah, mengembangkan kelembagaan khusus untuk wisata ilmiah agar mudah dalam perijinan dan hal-hal yang berkaitan dengan birokrasi dengan instansi, peningkatan sumberdaya manusia wisata dengan cara diadakan bimbingan teknis (bimtek), training ataupun pelatihan tour guide, serta kebijakan untuk penambahan anggaran wisata khususnya pada wisata ilmiah. Model kelembagaan yang dibentuk sebagai rekomendasi dari hasil analisis nilai keberlanjutan berupa didirikannya sebuah badan pengelola yang mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata ilmiah. Penelitian ini menghasilkan indeks keberlanjutan wisata ilmiah atau Scientific Tourism Sustainability Index (STSI) dengan 5 Capaian dan 42 Indikator. Setelah dinilai dengan metode Multiaspect Sustainable Analysis (MSA), indeks keberlanjutan wisata ilmiah di Kota Bogor adalah sangat berkelanjutan. Indeks ini diharapkan dapat digunakan untuk menilai tingkat keberlanjutan suatu kota yang ingin mengusung kotanya menjadi kota ilmu yang memiliki aktivitas untuk wisata ilmiah. Penelitian ini pun menghasilkan konsep wisata ilmiah terintegrasi yang menggabungkan wisata MICE dengan wisata sejarah budaya, Pendidikan, penelitian dan petualangan ilmiah (MICE-CHERSA)