Optimisasi Pengelolaan Municipal Solid Waste (MSW) untuk Dimanfaatkan Menjadi Refuse Derived Fuel (RDF) Sebagai Bahan Bakar Alternatif
Date
2024Author
Resmianty, Teti
Fauzi, Anas Miftah
Hartulistiyoso, Edy
Pertiwi, Setyo
Metadata
Show full item recordAbstract
Timbunan Municipal Solid Waste di TPA Bantargebang memunculkan permasalahan pencemaran lingkungan dan masalah sosial dalam masyarakat di sekitar TPA dikarenakan dampak negatif yang muncul dari tumpukan sampah pada zona landfill. Berdasarkan permasalahan ini maka perlu cara untuk mengurangi sumber pencemar dari tumpukan sampah tersebut. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi tumpukan sampah pada zona landfill adalah dengan pemanfaatan sampah. Pemanfaatan sampah pada zona landfill ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode co-processing yaitu memanfaatkan kandungan kalori pada sampah tersebut menjadi bahan bakar alternatif sebagai substitusi bahan bakar batu bara.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kondisi eksisting pengelolaan sampah di TPA Bantargebang sehingga dapat ditentukan bentuk pengelolaan sampah yang ada dengan melakukan perhitungan nilai ekonomi dari kegiatan pengelolaan sampah menajadi RDF, selanjutnya penelitian ini dapat menentukan optimisasi keberlanjutan landfill mining menjadi RDF pada TPA Bantargebang dari aspek ekologi, ekonomi dan sosial.
Evaluasi kondisi eksisting pengelolaan sampah di TPA Bantargebang dilakukan untuk memberikan gambaran kualitas pengelolaan TPA. Evaluasi di dianalisis menggunakan metode gap analysis. Dari hasil gap analysis dapat diketahui bagaimana pengelolaan TPA Bantargebang saat ini sehingga dapat ditentukan bentuk pengelolaan TPA Bantargebang yang efektif. Evaluasi kondisi eksisting pengelolaan sampah di TPA Bantargebang menjadi dasar untuk memahami situasi dan tantangan yang ada, yang kemudian digunakan untuk merancang pengelolaan sampah yang efektif, baik untuk fresh waste maupun landfill mining agar dapat diolah menjadi RDF. RDF yang dihasilkan diharapkan dapat diterima oleh pemanfaat (offtaker).
Pemanfaatan Municipal Solid Waste membutuhkan data analisis fisika kimia untuk mengetahui komposisi dan kualitas sampah yang akan dijadikan input RDF dan output yang dihasilkan. Informasi yang didapatkan dari kualitas RDF yang dihasilkan dapat diketahui apakah RDF yang dihasilkan dapat digunakan sebagai Bahan Bakar Alternatif (BBA) pada industri sehingga mampu mengurangi permasalahan lingkungan di TPA
Pengolahan sampah menjadi RDF ini tentunya membutuhkan rangkaian kegiatan yang harus diperhitungkan secara ekonomi yang dapat dihitung dengan menggunakan metode Benefit Cost Analysis (BCA). Hasil perhitungan nilai ekonomi dari kegiatan pemanfaatan fresh waste dan landfill mining menjadi RDF memberikan gambaran keuntungan finansial yang dapat diperolah, yang akan menjadi dukungan keberlanjutan ekonomi dalam pengelolaan sampah. Pada akhirnya optimisasi kegiatan pengolahan sampah menjadi RDF berbasis keberlanjutan ini untuk memastikan bahwa seluruh proses berjalan efisien dan memberikan manfaat jangka panjang bagi berbagai pihak. Analisis keberlanjutan optimisasi municipal solid waste dan landfill mining menjadi RDF pada TPA Bantargebang dari aspek ekologi, ekonomi dan sosial dilakukan fokus pada alternatif pengelolaan sampah untuk menunjang pencapaian keberlanjutan.
Hasil Gap Analysis memberikan gambaran pengelolaan sampah di TPA Bantargebang telah memenuhi persyaratan pengelolaan sebesar 82,50 % dari kewajiban yang harus dilaksanakan oleh TPA Bantargebang. Dalam pelaksanaan pengelolaan TPA ini mengacu pada perjanjian kerjasama dengan Pemerintah Kota Bekasi dimana TPA Bantargebang memiliki kewajiban untuk melaksanakan pengelolaan dampak lingkungan dan pemulihan lingkungan akibat pengoperasian TPA Bantargebang.
Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan untuk pemanfaatan 1.000 ton freshwaste per hari dan 1.000 ton landfill mining per hari akan ada penghematan biaya operasional TPA sejumlah 8,887% yang dapat dihitung sebagai penghematan yang dapat diterima oleh TPA Bantargebang dari biaya operasional eksisting. Hasil Benefit Cost Ratio menunjukkan angka 1,019 yang menandakan bahwa operasional RDF layak secara ekonomi atau manfaat ekonomi yang dihasilkan lebih besar dari biaya ekonomi. Selain itu, EIRR yang dihasilkan adalah 10,35% (di atas angka Social Discount Rate) sebesar 9%. Sementara, ENPV yang dihasilkan adalah sekitar Rp 40 miliar (di atas 0 atau positif). Dari ketiga parameter tesebut, dapat disimpulkan bahwa operasional RDF layak secara ekonomi.
Analisis alternatif dan strategi kebijakan pemanfaatan landfill mining menjadi RDF dilakukan dengan menggunakan analisis Multi Criteria Decision Analysis (MCDA) dengan PROMETHE. Kriteria yang digunakan dalam analisis PROMETHEE menggunakan lima kriteria. Berdasarkan hasil analisis PROMETHEE terhadap kriteria-kriteria tersebut, maka diperoleh hasil bahwa alternatif terbaik adalah upaya melakukan pengelolaan sampah pada TPA Bantargebang dengan mengolahnya menjadi RDF baik dari landfill mining waste dan fresh waste, selanjutnya RDF yang dihasilkan digunakan sebagai sumber energi pada PLTSa Bantargebang dan melakukan kerjasama dengan offtaker. Pemilihan pengelolaan sampah ini dilakukan berdasarkan dimensi ekonomi memiliki keunggulan dalam kriteria pemanfaatan lahan landfill dibandingkan dengan empat alternatif lainnya. Alternatif ini mampu untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan estetika lingkungan akibat berkurangnya tumpukan sampah pada zona landfill pada dimensi lingkungan, walaupun secara dimensi sosial alternatif pengelolaan sampah menjadi RDF memiliki kekurangan karena adanya kekhawatiran dari masyarakat pemanfaat sampah di TPA Bantargebang. Berdasarkan pada kemungkinan realisasi kebijakan pengelolaan sampah di TPA Bantargebang dalam jangka waktu pendek maka ditetapkan alternatif ini sebagai alternatif yang paling tepat untuk diterapkan.