Pembangunan Weatheria dan Analisis Pengaruh Faktor Abiotik Terhadap Fluktuasi Kelembapan Tanah pada Lahan Tanaman Jahe (Studi Kasus: BSIP-TROA)
Abstract
Penelitian ini berfokus pada pembuatan alat pemantau faktor abiotik di suatu lahan (dalam studi kasus penelitian ini menggunakan lahan penanaman jahe berupa rumah kaca) yang bernama Weatheria. Weatheria menggunakan sensor DHT22 untuk mengukur suhu dan kelembapan sekitar, serta sensor TSL2561 untuk mengukur intensitas cahaya. Data hasil pengukuran disimpan melalui SD Card dan juga ditampilkan pada website bernama Felova milik BSIP-TROA. Hasil pengukuran data dari Weatheria dianalisis dengan metode regresi linier berganda untuk melihat besaran kontribusi variabel independen yang diukur (suhu, kelembapan, dan intensitas cahaya) terhadap variabel dependen (kelembapan tanah). Pengukuran pada rumah kaca uji (RK 1) dilakukan dengan Weatheria, serta pada rumah kaca kontrol (RK 2) menggunakan thermohygrometer dan lux meter, sedangkan pengukuran variabel terikat pada kedua rumah kaca menggunakan soil station dan soil meter. Diperoleh besaran kontribusi suhu, kelembapan sekitar, dan intensitas cahaya terhadap kelembapan tanah melalui hasil koefisien determinasi pada RK1 sebesar 3,6%, sedangkan pada RK 2 diperoleh kontribusi sebesar 45,9%, dengan pembuktian bahwa kondisi RK 2 menghasilkan tanaman jahe yang lebih tinggi dan sehat dibandingkan dengan RK 1. This study focuses on the development of a device called Weatheria to monitor abiotic factors in a specific area (in this case, a ginger planting greenhouse). Weatheria uses the DHT22 sensor to measure ambient temperature and humidity, and the TSL2561 sensor to measure light intensity. The measurement data is stored on an SD card and also displayed on a website named Felova, owned by BSIP-TROA. The measurement data from Weatheria are analyzed using multiple linear regression to assess the contribution of the independent variables measured (temperature, humidity, and light intensity) to the dependent variable (soil moisture). Measurements in the test greenhouse (RK 1) were conducted using Weatheria, while in the control greenhouse (RK 2), thermohygrometers and lux meters were used. Soil moisture was measured in both greenhouses using a soil station and soil meter. The contribution of temperature, ambient humidity, and light intensity to soil moisture was found to be 3.6% in RK 1, while in RK 2, it was 45.9%. This was supported by the observation that ginger plants in RK 2 were taller and healthier compared to those in RK 1.