Nilai Kemanfaatan Permainan Intelegensi "PELUK' terhadap Anak Disabilitas Tunagrahita di Kota Semarang
Abstract
Penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan
fisik, intelektual, mental, dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam
berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk
berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan
kesamaan hak (Sholeh, 2015). Tunagrahita masuk ke dalam disabilitas intelektual
dengan tingkat intelegensinya atau intelligence Quotient (IQ) berada di bawah rata
rata. Pada penelitian ini terdapat 59 responden anak tunagrahita dari 4 SLB di Kota
Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perilaku keseharian
anak tunagrahita, mengidentifikasi perilaku keseharian ibu pada masa kehamilan,
membuat permainan yang dapat menjadi sarana rekreasi bagi anak tunagrahita,
menilai kemanfataan permainan agar menjadi sarana rekreasi bagi anak tunagrahita.
Pada penelitian ini menggunakan observasi.wawancara (open ended), dan
penyebaran kuesioner sebagai teknik pengambilan data, sedangkan dalam
menganalisis data dilakukan dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi dan
uji wilcoxon signed rank test. Anak tunagrhita dengan keterbatasannya memerlukan
bantuan untuk melakukan keseharainnya. Pada saat mengandung tidak terdapat
keluhan yang dirasakan para Ibu sehingga para Ibu menjalakan kehidupannya
seperti wanita hamil pada umumnya, namun sekitar 4 bulan setelah kelahiran, anak
anak disabilitas tunagrahita baru terdiagnosis mengalami hambatan dalam
perekembangan intelektual. Keterbatasan ini membuat anak-anak tunagrahita
memerlukan media pembelajaran yang dapat menarik perhatiannya melalui
permainan papan intelgensi “PELUK” (Tempel Huruf dan Angka)
Collections
- UT - Ecotourism [114]