Respon Morfofisiologi Kenikir Sulfur (Cosmos sulphureus Cav.) Terhadap Pemupukan Organik Pada Cara Panen dan Musim yang Berbeda
Date
2024Author
Saleh, Ismail
Aziz, Sandra Arifin
Melati, Maya
Andarwulan, Nuri
Metadata
Show full item recordAbstract
Tanaman kenikir sulfur (Cosmos sulphureus Cav.) banyak dijumpai sebagai tumbuhan liar atau dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Tanaman ini berpotensi dimanfaatkan sebagai tanaman sayuran dan spesies Cosmos yang sudah sering dimanfaatkan yaitu Cosmos caudatus. Penelitian ini terbagi dalam tiga rangkaian percobaan. Percobaan pertama bertujuan untuk menganalisis fenologi, profil metabolit, pertumbuhan dan hasil dua jenis C. sulphureus yaitu C. sulphureus dengan bunga berwarna orange dan C. sulphureus dengan bunga kuning dan sebagai spesies pembanding yaitu C. caudatus dengan bunga berwarna merah muda keunguan. Percobaan disusun dengan menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak. Hasil percobaan menunjukkan bahwa C. sulphureus orange menghasilkan produksi pucuk yang lebih tinggi dibandingkan dengan C. sulphureus kuning. Kedua jenis C. sulphureus memiliki kadar fenolik yang lebih rendah dibandingkan dengan C. caudatus sehingga aktivitas antioksidan dari C. sulphureus lebih rendah dibandingkan C. caudatus. Namun produksi fenolik dan flavonoid C. sulphureus orange lebih tinggi dibandingkan C. sulphureus kuning dan C. caudatus. Berdasarkan hasil analisis profil metabolit menggunakan LC-MS/MS, diperoleh bahwa senyawa yang ditemukan dalam konsentrasi yang relatif lebih tinggi berada dalam kelompok asam amino dengan persentase luas area pada C. caudatus, C. sulphureus orange dan C. sulphureus kuning berturut-turut yaitu 34,54; 29,93; dan 31,74%. Asam amino yang banyak terdeteksi pada ketiga jenis kenikir adalah asam amino D-Prolin (6,29-9,5%), L-Triptophan (6,77-9,12%), dan L-Phenylalanin (8,11-9,34%). Selain itu terdapat beberapa senyawa bioaktif yang terdeteksi antara lain alkaloid, fenol, flavonoid, dan terpenoid. Persentase luas area kelompok senyawa alkaloid lebih tinggi pada C. sulphureus orange (1,0%) dibandingkan dengan C. sulphureus kuning (0,66%) dan C. caudatus (0,49%). Kelompok senyawa flavonoid yang ditemukan lebih tinggi pada C. caudatus (18,80%), sedangkan pada C. sulphureus kuning dan orange berturut-turut yaitu 7,57 dan 7,93%. C. sulphureus kuning dan orange mempunyai persentase kelompok terpenoid yang lebih tinggi yaitu 13,49 dan 21,28% dibandingkan dengan C. caudatus (5,00%). Senyawa dari kelompok terpenoid yang dominan ditemukan pada C. sulphureus adalah senyawa curcumene yang memiliki persentase lebih tinggi dibandingkan C. caudatus.
Percobaan kedua dan ketiga bertujuan untuk menganalisis pertumbuhan, produksi pucuk, dan kadar metabolit C. sulphureus orange dengan dosis pupuk kandang kambing dan ukuran pucuk yang berbeda. Dosis pupuk kandang kambing yang digunakan disetarakan dengan dosis N yaitu 0, 100, 200, dan 300 kg N ha-1. Ukuran pucuk yang dijadikan kriteria panen yaitu pemanenan dua dan empat buku teratas. Percobaan kedua dilaksanakan di musim hujan dan percobaan ketiga dilaksanakan di musim kemarau. Hasil percobaan menunjukkan bahwa penambahan pupuk kandang kambing meningkatkan pertumbuhan dan produksi pucuk C. sulphureus orange baik di musim hujan dan musim kemarau. Pemanenan empat buku meningkatkan produksi pucuk C. sulphureus orange dibandingkan pemanenan dua buku pada musim hujan dan musim kemarau berturut-turut sebesar 98,3 dan 59,1%. Terdapat perbedaan respon fisiologi C. sulphureus orange saat musim hujan dan musim kemarau terhadap perbedaan dosis pupuk kandang. Saat musim hujan, dosis pupuk kandang 300 kg N ha-1 meningkatkan kadar serat kasar pada daun C. sulphureus orange. Kadar hara daun, gula total, total fenolik, flavonoid, dan antioksidan tidak dipengaruhi oleh dosis pupuk kandang yang diberikan saat musim hujan. Aplikasi pupuk kandang kambing meningkatkan kadar K daun C. sulphureus orange saat musim kemarau. Dosis pupuk kandang kambing juga memengaruhi kadar serat kasar daun. Kadar gula, total fenolik, dan flavonoid tidak berbeda nyata antar dosis pupuk kandang kambing. Pemberian pupuk kandang kambing menurunkan aktivitas antioksidan daun C. sulphureus orange saat musim kemarau.
Posisi daun memengaruhi beberapa kandungan metabolit pada daun C. sulphureus orange. Daun pada buku 1-2 (daun atas) memiliki kadar N, P, dan K yang lebih tinggi dibandingkan dengan daun pada buku 3-4 (daun bawah) saat musim hujan sedangkan saat musim kemarau, kadar K daun tidak berbeda antara posisi daun yang berbeda. Saat musim hujan, kadar total flavonoid daun bawah lebih tinggi dibandingkan dengan daun atas. Aktivitas antioksidan daun C. sulphureus tidak dipengaruhi oleh posisi daun.
Berdasarkan analisis perbandingan antara musim hujan dan musim kemarau terhadap pertumbuhan, produksi pucuk, serta kadar metabolit pucuk diperoleh bahwa pertumbuhan tanaman dan produksi pucuk C. sulphureus orange yang ditanam di musim hujan nyata lebih tinggi dibandingkan dengan musim kemarau. Sebaliknya, kadar fenolik dan antioksidan pucuk kenikir ditemukan signifikan lebih tinggi pada musim kemarau.
Collections
- DT - Agriculture [754]