Identitas Regional Kabupaten Cilacap Berdasarkan Persepsi Budayawan Untuk Perencanaan Maskot
Date
2024Author
Nurdianah, Rifa Najmah
Prabandari, Dyah
Bonanza, Occy
Metadata
Show full item recordAbstract
Kabupaten Cilacap memiliki berbagai potensi mulai dari kekayaan alam dan keragaman budaya. Berbagai potensi alam dan budaya tersebut merupakan identitas dari Kabupaten Cilacap yang dapat dimanfaatkan dan dibuat menjadi sebuah maskot. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi identitas regional Kabupaten Cilacap, merancang maskot, dan menganalisis penilaian budayawan terhadap rancangan maskot. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 4 November 2023-5 Januari 2024. Data penelitian dikumpulkan melalui wawancara (indept interview), kuesioner, dan observasi. Metode pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode snowball sampling. Analisis data yang dilakukan menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif deskriptif dan pengolahan data menggunakan tabel distribusi frekuensi. Penilaian budayawan terhadap rancangan maskot didasari dari aspek objek, bentuk, warna, filosofi, dan bahan. Penilaian dari budayawan menghasilkan maskot hiu dengan jenis hiu tikusan yang memiliki berbagai elemen maskot yang terdiri dari wayang kulit, bunga wijayakusuma, baju beskap Cilacap, kain jarik tirtotejo, mendoan, Benteng Pendem, dan pantai. Desain maskot tersebut kemudian dibuat menjadi sebuah boneka. Cilacap Regency has various potentials ranging from natural wealth and
cultural diversity. The various natural and cultural potentials are the identity of
Cilacap Regency that can be utilised and made into a mascot. This research aims to
identify the regional identity of Cilacap Regency, design a mascot, and analyse the
cultural experts' assessment of the mascot design. The research was conducted on
4 November 2023-5 January 2024. The research data were collected through
interviews (indept interviews), questionnaires, and observations. The data
collection method was carried out using the snowball sampling method. Data
analysis was carried out using descriptive quantitative and qualitative analysis and
data processing using frequency distribution tables. The cultural assessment of the
mascot design was based on the aspects of object, shape, colour, philosophy, and
material. The assessment from cultural experts resulted in a shark mascot with a
tikusan shark type that has various mascot elements consisting of wayang kulit,
wijayakusuma flowers, Cilacap beskap clothes, jarik tirtotejo, mendoan, Benteng
Pendem, and beaches. The mascot design was then made into a doll.
Collections
- UT - Ecotourism [114]