Distribusi dan Genetika Populasi Kepiting Bulan Matuta victor (Fabricius, 1781) di Pulau Jawa
Abstract
Kepiting bulan Matuta victor merupakan anggota dari famili Matutidae yang memiliki habitat pantai berpasir dengan distribusi spesies yang luas. Matuta victor merupakan predator bagi invertebrata bentik, sehingga dapat mempengaruhi distribusi dan juga kelimpahan hewan tersebut. Distribusi spesies sangat penting untuk memahami pola keanekaragaman hayati dan menentukan langkah konservasi. Keragaman genetik menjadi salah satu aspek penting dalam penilaian keanekaragaman hayati dan semakin sering dimanfaatkan dalam pelaksanaan konservasi dan manajemen. Namun, penelitian mengenai genetika populasi M. victor masih belum terungkap secara mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keragaman genetik dan struktur populasi M. victor di Pulau Jawa. Sampel dikoleksi dari sepuluh lokasi di Pulau Jawa. Lokasi pengambilan sampel terdapat di Ujung Kulon, Pangandaran, Carita, Tanjung Pasir, Subang, Bancar, Banyuates, Ambunten, Situbondo, dan Banyuwangi. Identifikasi spesies dilakukan berdasarkan karakterisktik morfologi sampel. Identifikasi molekuler dilakukan dengan menggunakan gen COI mitokondria sebagai DNA barcoding. Dari total 91 urutan sekuen M. victor pada 10 lokasi di Pulau Jawa, dihasikan sebanyak 38 haplotipe dengan adanya 60 situs polimorfik yang tersebar di Pulau Jawa. H-1 adalah haplotipe dengan frekuensi tertinggi, terdapat di delapan lokasi. Nilai keragaman haplotipe (Hd) dan keragaman nukleotida (p) masing-masing berkisar antara 0,66667 hingga 1 dan 0,0025 hingga 0,02247. Secara keseluruhan, nilai Hd pada semua lokasi adalah 0,92088 yang menunjukkan keragaman genetik yang tinggi di seluruh populasi yang diteliti. Sedangkan nilai keragaman nukleotida secara keseluruhan pada semua lokasi adalah 0,01845, menunjukkan bahwa meskipun ada variasi genetik di tingkat nukleotida, namun tingkat variasinya rendah. Analisis AMOVA menunjukkan rendahnya tingkat diferensiasi genetik di 10 lokasi (FST = 0,26611). Uji neutralitas menunjukkan adanya potensi ekspansi populasi M. victor di beberapa lokasi di Pulau Jawa. Dengan mempelajari lebih dalam tentang distribusi dan keragaman genetik M. victor diharapkan memberikan informasi dan wawasan untuk upaya konservasi dan manajemen yang lebih efektif. Hasil ini diharapkan menjadi langkah awal yang penting dalam merancang strategi konservasi yang tepat sasaran dan berkelanjutan untuk spesies ini di habitatnya yang beragam di wilayah pesisir Indonesia. The moon crab Matuta victor, a member of the family Matutidae, inhabits sandy beach environments with a broad species distribution. Matuta victor is a predator of benthic invertebrates, which can affect the distribution and abundance of these organisms. Distribution of species is crucial for understanding biodiversity patterns and determining conservation strategies. Genetic diversity is a crucial aspect in assessing biodiversity and is increasingly being utilized in conservation and management. However, research on the population genetics of Matuta victor remains largely unexplored. This study aims to analyze the genetic diversity and population structure of M. victor on the Java Island. Samples were collected from ten locations in Java Island: Ujung Kulon, Pangandaran, Carita, Tanjung Pasir, Subang, Bancar, Banyuates, Ambunten, Situbondo, and Banyuwangi. Species identification was conducted based on the morphological characteristics of the samples, and molecular identification was performed using mitochondrial COI gene as DNA barcoding. From a total of 91 M. victor sequence data across the 10 locations in Java Island, 38 haplotypes were obtained with 60 polymorphic sites dispersed throughout Java. Haplotype H-1 had the highest frequency, present in eight locations. The haplotype diversity (Hd) and nucleotide diversity (p) ranged from 0,66667 to 1 and 0,0025 to 0,02247, respectively. Overall, the Hd value for all locations was 0,92088, indicating high genetic diversity across the studied populations. The overall nucleotide diversity across all locations was 0,01845, suggesting that despite genetic variation at the nucleotide level, the variation rate is low. AMOVA analysis showed a low level of genetic differentiation among the 10 locations (FST = 0,26611). Neutrality tests indicated potential population expansion of M. victor in several locations in Java. By studying the distribution and genetic diversity of M. victor in greater depth, we hope to provide valuable insights for more effective conservation and management efforts. These findings are expected to be a significant first step in designing targeted and sustainable conservation strategies for this species in its diverse coastal habitats in Indonesia.
Collections
- MT - Veterinary Science [922]