dc.description.abstract | Daun salam sebagai bahan masakan di Indonesia juga merupakan tanaman obat herbal sebagai pengobatan tradisional untuk masalah pencernaan seperti diare. Laporan proyek akhir ini bertujuan untuk mendapatkan informasi dosis yang efektif dari ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum) sebagai antidiare. Proyek ini menggunakan hewan mencit sebanyak 15 ekor mencit dan dibagi menjadi 5 kelompok yang dilakukan dengan dua metode yaitu proteksi intestinal dan transit intestinal. Perlakuan terbagi menjadi kontrol negatif (suspensi CMC-Na 1%), kontrol positif (Loperamid HCl 0,26 mg/KgBB), dan kelompok dengan dosis bertingkat (50 mg/KgBB, 100 mg/KgBB, dan 150 mg/KgBB) diberikan secara oral. Parameter yang diamati dalam proyek ini yaitu frekuensi defekasi, konsistensi feses, dan rasio lintasan marker pada usus mencit. Dosis ekstrak daun salam yang paling efektif sebagai antidiare diperoleh dengan dosis dosis 150 mg/KgBB. Hal ini dibuktikan dengan hasil beda nyata pada kedua metode yang telah dilakukan terhadap obat loperamide kandungan tanin, flavonoid, dan alkaloid pada daun salam memberikan efek antidiare pada kasus diare. | |