Tata Cara Penata Suara dalam Menjaga Kualitas Audio pada Produksi Film Dokumenter "Benda Mati Penuh Arti"
Abstract
Penata suara memainkan peran penting dalam pembuatan film. Sumber daya manusia dengan kemampuan mengoperasikan peralatan audio diperlukan untuk menghasilkan audio berkualitas tinggi yang layak untuk disiarkan. Guna menciptakan audio berkualitas tinggi yang secara efektif menggunakan lingkungan dan memperkuat visual untuk menyampaikan kisah yang lebih baik, diperlukan penata suara yang kreatif. Peran suara dalam sebuah film dapat dipahami sebagai seluruh suara yang keluar dari gambar, seperti dialog, musik, dan efek suara. Sementara unsur-unsur suara dirangkai melalui narasi, yang disampaikan oleh narator, suara syncrhronous, suara asli dari peristiwa, efek suara, ilustrasi musik, dan hening, ketika memberi tekanan pada elemen visual. Pembuatan film dokumenter “Benda Mati Penuh Arti” ini terinspirasi dari Tradisi Ogoh-ogoh yang dilaksanakan umat Hindu di Bali setiap tahunnya. Film ini bertujuan untuk mempertahankan keberagaman budaya dan merangsang partisipasi masyarakat. Film ini berfungsi sebagai media edukasi yang efektif untuk menyampaikan nilai-nilai budaya kepada para penonton. Sebagai bagian dari promosi budaya, film ini tidak hanya menarik wisatawan, tetapi juga meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian dan keunikan budaya Indonesia. The sound engineer plays an important role in filmmaking. Human resources with the ability to operate audio equipment are required to produce high-quality audio worthy of broadcast. In order to create high-quality audio that effectively uses the environment and amplifies the visuals to tell a better story, creative sound stylists are required. The role of sound in a film can be understood as all the sounds that come out of the picture, such as dialog, music, and sound effects. While the elements of sound are assembled through narration, delivered by the narrator, syncrhronous sound, the original sound of the events, sound effects, musical illustrations, and silence, when emphasizing the visual elements. The making of the documentary film “Benda Mati Penuh Arti” was inspired by the Ogoh-ogoh tradition that Hindu’s in Bali carry out every year. The film aims to maintain cultural diversity and stimulate community participation. The movie serves as an effective educational medium to convey cultural values to the audience. As part of cultural promotion, the film not only attracts tourists, but also raises awareness of the importance of preserving Indonesia's unique culture.