Hubungan Kerapatan Tajuk Berdasarkan NDVI dengan Keanekaragaman Tumbuhan Bawah Invasif di Hutan Penelitian Gunung Dahu Bogor
Abstract
Hutan Penelitian Gunung Dahu (HPGD) merupakan kawasan hutan yang didominasi oleh Shorea sp. dan jenis lain dari famili Dipterocarpaceae. Keberadaan HPGD memberikan dampak secara ekologi, ekonomi dan sosial. Adanya aktivitas manusia di kawasan hutan berpotensi mendatangkan jenis invasif. Kehadiran jenis invasif memiliki dampak negatif terhadap ekosistem seperti mengubah struktur habitat, mengurangi pertumbuhan tanaman, hingga mengubah suatu bentang alam kedepannya. Keberadaan jenis invasif khususnya tumbuhan bawah terkait dengan keterbukaan tajuk dalam mendapatkan intensitas cahaya matahari yang cukup. Penelitian ini bertujuan untuk 1) menduga kerapatan tajuk di HPGD menggunakan pendekatan Normalized Difference Vegetation Index (NDVI); 2) menganalisis keanekaragaman serta dominansi tumbuhan bawah invasif maupun non-invasif; 3) menganalisis hubungan antara nilai NDVI dengan kerapatan tajuk, jumlah jenis tumbuhan bawah, jumlah jenis tumbuhan bawah invasif dan non invasif; 4) serta menganalisis risiko tingkat invasi jenis tumbuhan bawah di HPGD dan upaya pengendaliannya
Hasil analisis NDVI di HPGD memiliki rentang nilai antara 0,143-0,654 yang tergolong kedalam area bervegetasi. Sehingga, diperoleh 3 kelas kerapatan tajuk di HPGD, yaitu rendah (0,143-0,313), sedang (0,313-0,484), dan tinggi (0,484-0,654). Kelas kerapatan tajuk rendah memiliki jumlah jenis tumbuhan bawah sebanyak 51 dengan 29 jenis invasif dan 22 jenis non invasif, kelas kerapatan tajuk sedang memiliki jumlah jenis tumbuhan bawah sebanyak 48 jenis dengan 25 jenis invasif dan 23 jenis non invasif, dan kelas kerapatan tajuk tinggi memiliki jumlah jenis tumbuhan bawah sebanyak 35 jenis dengan 10 jenis invasif dan 25 jenis non-invasif. Famili yang mendominasi pada ketiga kelas kerapatan tajuk ialah famili Poaceae dan Asteraceae, dengan jenis Digitaria setigera sebagai jenis invasif yang dominan.
Hubungan antara nilai NDVI sebagai penduga kerapatan tajuk dengan kerapatan tajuk memiliki koefisien korelasi (r) sebesar 0,966 dan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,938 yang menandakan bahwa adanya hubungan yang kuat dan searah antara nilai NDVI dengan kerapatan tajuk, dimana pada saat nilai NDVI meningkat akan mendapatkan nilai kerapatan tajuk yang meningkat pula. Selain itu, hubungan antara nilai NDVI dengan jumlah jenis invasif memiliki koefisien korelasi (r) sebesar -0.803 dan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,6443 yang menandakan bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat namun berlawanan, dimana pada saat nilai NDVI meningkat akan mendapatkan jumlah jenis invasif yang menurun. Sementara itu, hubungan antara nilai NDVI dengan jumlah jenis tumbuhan bawah dan jumlah jenis tumbuhan non-invasif tergolong tidak begitu kuat karena memiliki koefisien korelasi (r) dan koefisien determinasi (R2) yang mendekati 0.
Analisis risiko invasif menghasilkan 3 kategori keinvasifan yaitu tinggi, sedang dan rendah. Jenis invasif yang termasuk kedalam kategori tinggi yaitu Digitaria setigera, Spermacoce alata, dan Dicranopteris linearis dengan rekomendasi pengendalian yaitu mencegah penyebaran. Jenis invasif yang termasuk kedalam kategori sedang yaitu, Digitaria didactyla, Panicum repens, Ipomoea triloba, Clidemia hirta, dan Paspalum conjugatum dengan rekomendasi pengendalian yaitu menjaga situs. Sementara jenis invasif yang termasuk kedalam kategori rendah yaitu Melastoma malabathricum dengan rekomendasi pengendalian yaitu monitoring.
Collections
- DT - Forestry [347]