Show simple item record

dc.contributor.advisorMusthofa
dc.contributor.advisorHerawati, Tin
dc.contributor.authorIrbah, Anisa
dc.date.accessioned2024-07-15T06:10:12Z
dc.date.available2024-07-15T06:10:12Z
dc.date.issued2024
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/153652
dc.description.abstractIstri yang menjalani long distance marriage atau hidup jauh dari suami merupakan tantangan yang cukup berat dan berakibat pada kelelahan psikologis yang dapat memicu stres dalam hubungan pernikahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh gejala stres dan strategi koping terhadap kesejahteraan subjektif keluarga long distance marriage. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross-sectional. Penelitian ini melibatkan keluarga yang menjalani long distance marriage dengan kriteria lama berpisah > 6 bulan, mempunyai anak remaja (11-21 tahun) dan berdomisili di Kota Bandung. Responden dalam penelitian ini adalah istri. Penarikan contoh dalam penelitian ini menggunakan non-probability sampling dengan teknik snowball sampling. Hasil penelitian menunjukkan gejala stres tergolong rendah,strategi koping tergolong sedang, dan kesejahteraan subjektif tergolong tinggi. Hasil uji korelasi menunjukan usia ayah dan intensitas pertemuan memiliki hubungan positif signifikan dengan strategi koping, intensitas pertemuan memiliki hubungan positif signifikan dengan gejala stres, usia anak memiliki hubungan positif signifikan dengan kesejahteraan subjektif. Gejala stres berhubungan negatif signfikan dengan kesejahteraan subjektif. Problem focused coping dan strategi koping memiliki hubungan positif signifikan dengan kesejahteraan subjektif. Hasil uji regresi menunjukkan gejala stres berpengaruh negatif signfikan sedangkan strategi koping berpengaruh positif signifikan terhadap kesejahteraan subjektif.
dc.description.abstractThe wife does it long distance marriage or living away from husband is quite a challenge and results in psychological fatigue which can trigger stress in the marital relationship. This study aims to analyze the influence of stress symptoms and coping strategies on the family's subjective well-being long distance marriage. The approach used in this research is quantitative by design cross-sectional. This research involved families who underwent long distance marriage with the criteria of length of separation > 6 months, having teenagers (11-21 years) and domiciled in Bandung City. The respondent in this study was the wife. Sampling in this research uses non-probability sampling with technique snowball sampling. The research results showed that stress symptoms were relatively mild, coping strategies were moderate, and subjective well-being was relatively high. The correlation test results show that father's age and meeting intensity have a significant positive relationship with coping strategies, meeting intensity has a significant positive relationship with stress symptoms, child age has a significant positive relationship with subjective well-being. Stress symptoms were significantly negatively related to subjective well-being. Problem focused coping and coping strategies have a significant positive relationship with subjective well-being. The results of the regression test show that stress symptoms have a significant negative effect while coping strategies have a significant positive effect on subjective well-being.
dc.description.sponsorship
dc.language.isoid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePengaruh Gejala Stres dan Strategi Koping terhadap Kesejahteraan Subjektif Keluarga Long Distance Marriageid
dc.title.alternativeThe Influence of Stress Symptoms and Coping Strategy on The Subjective Well-Being of Long Distance Marriage Families
dc.typeSkripsi
dc.subject.keywordGejala stresid
dc.subject.keywordStrategi kopingid
dc.subject.keywordKesejahteraan Subjektifid
dc.subject.keywordPernikahan jarak jauhid
dc.subject.keywordRemajaid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record