dc.description.abstract | Perilaku konsumsi berkelanjutan merupakan pola
konsumsi dengan memilih dan menggunakan barang dan/atau
jasa yang dapat meminimalisir timbulnya dampak negatif pada
masa kini maupun masa mendatang. Penelitian terkait perilaku
konsumsi berkelanjutan telah dilakukan mulai dari memahami
faktor pendorong dan penghambat perilaku konsumsi
berkelanjutan, hingga dampaknya terhadap lingkungan dan
masyarakat. Penelitian ini mencoba untuk melihat perilaku
konsumsi berkelanjutan melalui perspektif baru yaitu
berdasarkan pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga.
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengidentifikasi
perilaku konsumsi berkelanjutan rumah tangga yang bertempat
tinggal
di
dua kelurahan (kelurahan Cimahi dan
Pasirkaliki) Kota Cimahi Jawa Barat sub sampel dari kegiatan
penelitian secara numerik dan spasial penelitian Data Desa
Presisi (DDP); 2) menghitung alokasi pengeluaran perilaku
konsumsi berkelanjutan berdasarkan sub sampel dari data DDP
pada rumah tangga di dua kelurahan (kelurahan Cimahi dan
Pasirkaliki) Kota Cimahi Jawa barat; 3) menganalisis perbedaan
alokasi pengeluaran perilaku konsumsi berkelanjutan rumah
tangga
berdasarkan karakteristik rumah tangga; 4)
menganalisis hubungan karakteristik rumah tangga dengan
alokasi pengeluaran perilaku konsumsi berkelanjutan; serta 5)
menganalisis pengaruh karakteristik rumah tangga terhadap
alokasi pengeluaran perilaku konsumsi berkelanjutan.
Pengambilan data dilakukan di Kota Cimahi, yaitu di
Kelurahan Cimahi dan Pasirkaliki dengan jumlah responden
total sebanyak 213 responden. Berdasarkan wilayah, sebanyak
140 responden berasal dari Kelurahan Cimahi dan 73
responden lainnya merupakan responden yang berasal dari
Keluarahan Pasirkaliki, sedangkan berdasarkan kepala rumah
tangga sebanyak 173 merupakan rumah tangga dengan kepala
keluarga laki-laki dan 40 responden lainnya merupakan rumah
tangga dengan kepala keluarga perempuan. Perilaku konsumsi berkelanjutan merupakan variabel
utama dalam penelitian ini. Perilaku konsumsi berkelanjutan
dalam penelitian dilihat melalui biaya yang dikeluarkan rumah
tangga untuk melakukan perilaku konsumsi berkelanjutan.
Adapun perilaku konsumsi berkelanjutan yang diteliti
diantaranya adalah perilaku pengeluaran untuk energi
terbarukan, pembelian pangan organik, pengeluaran untuk
transportasi umum, pembelian barang dengan sertifikasi
ekologis, pembelian pembalut kain, serta pengeluaran yang
dilakukan keluarga untuk partisipasi dan pelatihan lingkungan.
Variabel pendukung penelitian ini diantaranya jenis kelapa
rumah tangga, usia, tingkat pendidikan, besar keluarga, serta
pengeluaran total rumah tangga.
Hasil
menunjukkan bahwa perilaku konsumsi
berkelanjutan membeli pangan organik merupakan perilaku
yang paling banyak dilakukan oleh rumah tangga, sedangkan
perilaku pengeluaran untuk energi terbarukan merupakan
perilaku yang tidak dilakukan oleh rumah tangga, dicerminkan
dengan tidak ada satupun responden yang melakukan
pengeluaran untuk pengeluaran untuk energi terbarukan.
Sebanyak 20 persen rumah tangga dalam penelitian tidak
melakukan perilaku konsumsi berkelanjutan, kemudian
sebanyak 36 dan 37 persen rumah tangga secara berturut-turut
termasuk dalam kategori rendah dan sedang dalam hal alokasi
pengeluaran perilaku konsumsi berkelanjutan.
Uji reliabilitas dan validitas instrumen perilaku
konsumsi berkelanjutan menunjukkan bahwa nilai koefisien
korelasi antara 0,335 hingga 0,715. Berdasarkan hasil koefisien
korelasi seluruh indikator yang dilakukan uji validitas
menunjukkan nilai korelasi yang signifikan, hal ini
menunjukkan bahwa keempat perilaku konsumsi berkelanjutan
valid untuk mengukur perilaku konsumsi berkelanjutan. Selain
itu, uji reliabilitas menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha
sebesar 0,592 yang berarti instrumen cukup konsisten
mengukur perilaku konsumsi berkelanjutan. Berdasarkan hal
tersebut instrumen perilaku konsumsi berkelanjutan terbukti valid dan reliabel untuk mengukur perilaku konsumsi
berkelanjutan melalui biaya yang dikeluarkan oleh rumah
tangga.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa indikator
pembelian barang dengan sertifikasi ekologis yang memiliki
perbedaan nyata antara kepala rumah tangga laki-laki dan
perempuan. Perbandingan alokasi pengeluaran perilaku
konsumsi berkelanjutan berdasarkan kelompok usia
menunjukkan bahwa indikator pembelian pangan organik dan
pembelian barang sertifikasi ekologis memiliki perbedaan
nyata. Berdasarkan tingkat pendidikan terdapat perbedaan
nyata indikator alokasi pengeluaran pembelian pangan organik
serta pengeluaran partisipasi dan pelatihan lingkungan.
Alokasi pengeluaran perilaku konsumsi berkelanjutan
dilakukan uji korelasi antar indikator dan hasilnya
menunjukkan bahwa seluruh indikator perilaku konsumsi
berkelanjutan saling berhubungan positif nyata, kecuali
indikator pengeluaran untuk transportasi umum dengan
pengeluaran untuk partisipasi dan pelatihan lingkungan.
Kemudian, hasil uji regresi menunjukkan bahwa usia, lama
pendidikan, dan pengeluaran total rumah tangga berpengaruh
positif nyata terhadap alokasi pengeluaran perilaku konsumsi
berkelanjutan. | id |