dc.contributor.advisor | Wahyuni, Ekawati Sri | |
dc.contributor.author | Husna, Latifah | |
dc.date.accessioned | 2024-07-10T04:58:58Z | |
dc.date.available | 2024-07-10T04:58:58Z | |
dc.date.issued | 2024 | |
dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/153402 | |
dc.description.abstract | Masyarakat Minangkabau merupakan masyarakat yang menganut sistem
keturunan Ibu atau sistem matrilineal sebagai aturan budaya dalam kehidupan
sehari-hari. Budaya matrilineal erat kaitannya dengan hak dan kepemilikan sumber
daya atau harta pusaka dalam silsilah keluarga masyarakat Minang. Perempuan
mendapatkan akses memanfaatkan sumber daya dalam keluarga dan laki-laki
memiliki fungsi mengawasi dan memelihara sumber daya tersebut. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan implementasi budaya
matrilineal dengan pembagian peran gender pada rumah tangga Minang yang ada
di perantauan. Penelitian ini menggunakan uji korelasi rank spearman dengan
jumlah responden 35 rumah tangga yang diambil secara sensus pada komunitas
Ikatan Keluarga Minang di Kecamatan Cakung. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa perempuan pada rumah tangga perantau Minang bukanlah pemilik penuh
dalam sumber daya materi tetapi sebatas memanfaatkan dan mengakses sumber
daya tersebut dan laki-laki memiliki hak untuk mengontrol sumber daya dalam
keluarga. Keistimewaan terhadap perempuan Minang terletak pada penentuan
setiap suku pada garis keturunan mengikuti suku Ibu. Hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa masih terdapat ketimpangan dalam pembagian peran gender
di rumah tangga perantau Minang. Perempuan masih menghadapi beban kerja
ganda dengan reproduktif lebih banyak dikerjakan oleh perempuan dibandingkan
laki-laki. | |
dc.description.abstract | The Minangkabau community is a society that follows a matrilineal system, or a
maternal lineage system, as a cultural rule in their daily lives. This matrilineal
culture is closely related to the rights and ownership of resources or heritage within
the Minang family’s lineage. Women have access to utilize these resource within
the family, while men are responsible for supervising and maintaining these
resources. The aim of this research is to analyze the relationship between the
implementation of matrilineal culture and gender roles in Minang households
abroad. The study uses the spearman rank correlation test with a sample size of 35
households, taken as a cencus from the Ikatan Keluarga Minang community in the
Cakung district. The result show that women in Minang migrant households do not
fully own material resources but only have access to utilize these resources, whereas
men have the right control the family resources. The distinction for Minang women
lies in the dertemination of each clan following the maternal lineage. The research
also indicates that there is still inequality in the distribution of gender roles in
Minang migrant households. Women still face a double workload, with
reproductive tasks being predominantly perfomed by women compared to men. | |
dc.description.sponsorship | | |
dc.language.iso | id | |
dc.publisher | IPB University | id |
dc.title | Keterikatan Budaya Matrilineal dengan Peran Gender dalam Rumah Tangga Perantau Minang (Kasus: Ikatan keluarga Minang Kota Jakarta Timur) | id |
dc.title.alternative | The cultural attachment of matrilineal traditions with gender roles in Minang Migrant Households (Case : Ikatan Keluarga Minang In East Jakarta) | |
dc.type | Skripsi | |
dc.subject.keyword | budaya matrilineal | id |
dc.subject.keyword | peran gender | id |
dc.subject.keyword | rumah tangga migran | id |
dc.subject.keyword | gender roles | id |
dc.subject.keyword | matrilineal culture | id |
dc.subject.keyword | migrant household | id |