Show simple item record

dc.contributor.authorHadiyanto
dc.date.accessioned2024-07-03T03:12:29Z
dc.date.available2024-07-03T03:12:29Z
dc.date.issued2024-06
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/153106
dc.description.abstractSaat ini sebagian besar penduduk dunia tidak bisa lepas dari internet danponsel pintar (smartphone). Bersama dengan komputer, internet dan telepon pintar merupakan teknologi yang mendorong lahirnya era digital (Dominick, 2011; Schmidt dan Cohen, 2013). Meskipun demikian era komunikasi digital sebenarnya termasuk juga yang tidak terkait langsung dengan internet misalnyaterkait dengan dunia maya dan virtual reality (Severin dan Tankard, 2005). Salahsatu bidang yang terdampak dari perkembangan teknologi digital adalah mediamassa seperi penerbitan koran, siaran radio, dan televisi yang sudah memasuki masa transisisi memasuki era digital dalam dua dekade terakhir. Terakhir siarantelevisi di Indonesia juga sudah bermigrasi dari siaran analog ke siaran digital. Koran sebagai media massa tertua telah mengalami disrupsi, denganmunculnya situs web berita, blog, media sosial, dan aplikasi di smartphone. Bahkan beberapa koran besar dunia mulai beralih ke media berita online danbeberapa lagi melakukan konvergensi media, termasuk dengan media sosial. Sekedar contoh, majalah Newsweek yang sudah terbit selama 80 tahun mengakhiri penerbitan edisi cetaknya pada pekan terakhir 2012 (Kompas 2012). Menyusul majalah Christian Science Monitor yang sudah menghentikan edisi cetaknyasebelumnya. Koran ternama di Amerika Serikat, The New York Times puntidakluput dari gempuran kemajuan teknologi informasi (Hadiyanto, 2023). Hal yangsama juga dialami beberapa koran di Indonesia. Bahkan majalah “Intisari” yangberdiri pada Agustus 1963 mengakhiri penerbitan edisi cetaknya dan beralihkeonline. Kehadiran media berita online menjadi ancaman nyata kemungkinanpunahnya koran cetak, sebagaimana cukup gamblang diulas oleh Meyer (meyer, 2019) Kehadiran internet dan media sosial yang didukung teknologi smartphonemembuka peluang yang lebih besar bagi warga yang memiliki minat di bidangjurnalistik untuk menjadi jurnalis warga. Sutton (2006) mengungkapkan bahwapada 1990-an kehadiran internet dan World Wide Web yang semakin populer memungkinkan lahirnya situs web, blog dan personal web yang menjadi platformawal untuk jurnalisme warga. Awal tahun 2000-an dengan menjamurnyaplatform blog, semakin banyak orang yang mulai berbagi pandangan, pengamatan, dan laporan mereka secara online. Era ini menandai pesatnya pertumbuhanjurnalis warga, dan banyak dari mereka yang memainkan peran penting dalammeliput peristiwa seperti tsunami tahun 2004 dan pemboman London tahun2005(Nugraha, 2006). ...id
dc.language.isoidid
dc.titlePraktik Jurnalisme Warga Di Era Digital: Dampakdantantangan Yang Dihadapiid
dc.typeArticleid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record