Model Komunikasi Keluarga dalam Mewarisi Praktik Nilai Budaya Lokal 4S di Kalngan Zillenial Tamansari Bogor
View/ Open
Date
2024-07-02Author
Muslim, Muslim
Saleh, Amiruddin
Satria, Arif
Hapsari, Dwi Retno Hapsari
Metadata
Show full item recordAbstract
Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor dikenal sebagai Kabupaten multikultural dengan keragaman budayanya. Keberagaman ini dapat dilihat dari perbedaan bahasa, suku, dan keyakinan agama. Perbedaan tersebut mengalami perubahan sosial yang dapat merubah struktur dan budaya masyarakat, baik direncanakan maupun tidak. Perbedaan latar belakang masyarakat Bogor merupakan salah satu penyebab terjadinya perubahan sosial yang akan membawa berbagai pengaruh pada keluarga Bogor dari positif hingga negatif, solusi dari pengaruh tersebut adalah komunikasi keluarga yang merupakan sarana terbaik bagaimana nilai-nilai budaya lokal selama ini dapat bertahan karena diwariskan dari orang tua kepada anaknya, sehingga terjadi proses pertukaran pesan dan penanaman makna nilai-nilai budaya lokal dari orang tua kepada anaknya. Salah satu wujud komunikasi keluarga dalam mewariskan nilai-nilai budaya lokal adalah dalam keluarga masyarakat Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor yang masih mempertahankan kearifan lokal yang sangat penting bagi keberlangsungan dan daya saing sebagai garda terdepan dalam menjaga budaya lokal. Penelitian ini bersifat deskriptif explanatory, dengan pendekatan mix method (metode campuran), menggunakan metode survei. Populasi penelitian adalah seluruh zillennials usia 13 sampai 28 tahun delapan kelurahan yang ada di Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor sebanyak 27.215 orang (portalpk2.bkkbn.go.id). Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin dengan margien error 5%, dengan jumlah 421 orang, atau 52-53 orang per kelurahan. Paradigma yang digunakan di dalam penelitian ini adalah paradigma post positivis dengan menggunakan teori skema hubungan keluarga, dan Teori Struktural Fungsional Talcott Parson. Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2022 sampai dengan Agustus 2023. Tujuan penelitian untuk (1) menganalisis perilaku komunikasi zillennials dengan orang tua, guru, teman sebaya, dan terpaan media tentang nilai budaya lokal 4S di Kecamatan Tamansari Bogor; (2) menganalisis persepsi zillennials tentang pengetahuan nilai budaya lokal 4S dan faktor-faktor yang memengaruhi kalangan zillennials di Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor; (3) menganalisis praktik nilai budaya lokal 4S di kalangan zillennials di Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor; (4) menciptakan model komunikasi keluarga dalam mewarisi praktik nilai budaya lokal 4S di kalangan zillennials di Kecamatan Tamansari Bogor. Hasil penelitian tentang model komunikasi keluarga dalam mewarisi praktik nilai budaya lokal Silih Asih, Silih Asah, Silih Asuh dan Silih Wangi di kalangan zillennials Bogor menunjukkan bahwa terdapat korelasi nyata antara orang tua dengan zillennials, guru dengan zillennials, dan terpaan media pada zillennials. Tidak terdapat korelasi antara teman sebaya dengan zillennials. Pada penerapan nilai-nilai budaya lokal Sunda, yaitu Silih Asih, Asah, Asuh, dan Wangi, dalam pembentukan persepsi zillennials tentang nilai budaya lokal 4S, hasil analisis v model komunikasi keluarga dalam mewarisi praktik budaya lokal 4S layak untuk dikembangkan sebagai upaya dalam mempertahankan dan mewarisi praktik nilai budaya lokal 4S. Persepsi dan praktik nilai budaya lokal 4S di kalangan zillennials Kecamatan Tamansari Bogor masih memiliki pemahaman yang baik tentang nilai budaya lokal 4S. Namun, implementasi praktik nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari masih bervariasi bahkan ada yang telah bergeser, beberapa keluarga tetap mempraktikkan nilai-nilai tersebut dengan kuat, sementara yang lain mengalami perubahan dalam cara mereka berkomunikasi dan berinteraksi dalam keluarga. Faktor-faktor yang memengaruhi komunikasi keluarga ditemukan bahwa faktor-faktor seperti urbanisasi, globalisasi, dan media digital memiliki pengaruh signifikan terhadap komunikasi keluarga dan pemahaman nilai budaya lokal 4S di kalangan zillennials. Media digital, terutama penggunaan media sosial, sering kali menjadi penghalang dalam menjaga komunikasi keluarga yang intim dan berarti. Penggunaan media digital dapat menjadi tantangan dalam mewarisi praktik nilai budaya lokal 4S. Namun, media digital juga dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk memperkuat komunikasi keluarga dan pemahaman nilai-nilai budaya lokal 4S. Relevansi dan pentingnya warisan budaya penelitian ini menegaskan pentingnya mempertahankan dan mewarisi praktik nilai budaya lokal 4S di kalangan zillennials. Nilai-nilai ini memainkan peran penting dalam membangun hubungan harmonis dalam keluarga, memperkuat identitas budaya, dan melanjutkan tradisi yang berharga.