Studi Pembiakan Vegetatif Pada Agathis Loranthifolia Salisb. Melalui Grafting
Abstract
Tanaman Agathis loranthifolia Salisb. (Damar) merupakan salah satu jenis
yang terdapat dalam hutan di Indonesia. Damar memiliki banyak kegunaan, baik
dari kayu maupun non kayu seperti bahan baku vinir, kayu lapis, pulp, kopal dan
sebagainya. Umumnya, cara yang digunakan untuk mendapatkan tanaman Damar
adalah dengan penggunaan benih (secara generatif). Namun kualitas dan kuantitas
tanaman yang dihasilkan tidak sesuai dengan keinginan. Oleh karena itu,
pembiakan vegetatif dengan cara grafting (sambungan) merupakan suatu alternatif
pemecahan masalah dalam perbanyakan tanaman Damar. Teknik ini memiliki
beberapa keuntungan diantaranya buah dan biji yang dihasilkan lebih cepat,
anakan yang dihasilkan mempunyai sifat dan penampakan yang lebih baik
dibanding induknya, serta dapat digunakan untuk membangun kebun pangkas.
Penelitian dilaksanakan di Persemaian Departemen Silvikultur, Fakultas
Kehutanan, Institut Pertanian Bogor pada bulan Juni sampai dengan September
2007. Bahan yang digunakan adalah anakan Damar, pucuk dari trubusan tanaman
Damar dan alkohol 70%. Peralatan yang digunakan yaitu cutter, kertas koran,
kantong plastik bening, polybag, plester paralon, sprayer, gunting, higrometer,
termometer, alat tulis, kalkulator, kamera dan alat penyiram. Metoda sambungan
yang dipakai adalah Top Cleft Grafting, yaitu penyatuan pucuk sebagai calon
batang atas (scion) dengan batang bawah (rootstock) yang berasal dari anakan,
sehingga terbentuk tanaman baru yang mampu saling menyesuaikan diri secara
kompleks. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap faktorial dengan
dua faktor. Faktor pertama adalah perlakuan batang bawah yaitu batang bawah
berdiameter antara 0-0,5 cm dan batang bawah berdiameter 0,5-1 cm. Faktor
kedua adalah perlakuan jenis scion yaitu batang atas yang mengalami fase dorman
dan aktif.
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa perlakuan jenis
scion berpengaruh nyata terhadap keberhasilan sambungan Damar. Rata-rata
persen keberhasilan sambungan jenis scion fase dorman lebih baik dibandingkan
dengan jenis scion fase aktif yaitu masing-masing sebesar 83,33% dan 58,33%.
Perlakuan batang bawah tidak berpengaruh nyata terhadap keberhasilan
sambungan. Perlakuan batang bawah berdiameter 0-0,5 cm mempunyai rata-rata
persen keberhasilan sambungan sebesar 75% dan perlakuan batang bawah dengan
diameter 0,5-1 cm sebesar 66,67%. Perlakuan batang bawah dan jenis scion tidak
memberikan pengaruh yang nyata terhadap ketahanan tanaman terhadap penyakit.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata persen keberhasilan
sambungan Damar adalah 70,83%.
Collections
- Silviculture [13]