Pengaruh Fungsi Keluarga, Dukungan Sosial, dan Beban Perawatan terhadap Ketahanan Keluarga yang Tinggal Bersama Lansia
Date
2024Author
Dewi, Siska Ayu Tiara
Herawati, Tin
Muflikhati, Istiqlaliyah
Metadata
Show full item recordAbstract
Memasuki masa ageing society, jumlah lansia di Indonesia pada tahun 2022 mencapai 10,48 persen. Data BPS tahun 2022 menyebutkan persentase lansia dengan status tinggal bersama keluarga inti sebanyak 33,18 persen dan lansia tinggal bersama tiga generasi sebanyak 35,93 persen, sedangkan sisanya lansia tinggal bersama pasangan, tinggal sendiri dan lainnya. Hal ini berarti menunjukkan bahwa lansia paling banyak tinggal bersama dengan anggota keluarga. Keluarga yang tinggal bersama dengan lansia memiliki tugas dan peran tambahan dalam kehidupan sehari-hari yakni dalam aktivitas perawatan lansia. Aktivitas perawatan lansia yang dilakukan dapat berdampak terhadap kehidupan keluarga baik dari sisi ekonomi, sosial, maupun psikologis.
Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi karakteristik keluarga, karakteristik lansia, fungsi keluarga, dukungan sosial, beban perawatab, dan ketahanan keluarga yang tinggal bersama lansia; menganalisis hubungan karakteristik keluarga, karakterisitik lansia, fungsi keluarga, dukungan sosial, dan beban perawatan dengan ketahanan keluarga yang tinggal bersama lansia; serta menganalisis pengaruh karakteristik keluarga, karakterisitik lansia, fungsi keluarga, dukungan sosial, dan beban perawatan terhadap ketahanan keluarga yang tinggal bersama dengan lansia.
Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori untuk menjelaskan pengaruh antar variabel yang dilakukan secara purposive. Data diambil secara langsung melalui wawancara menggunakan instrumen kuesioner. Karakteristik responden adalah keluarga utuh yang terdiri dari suami, istri, dan anak serta tinggal bersama anggota keluarga lansia. Jumlah contoh penelitian sebanyak 120 istri. Data contoh didapatkan dengan melakukan pengumpulan daftar nama calon responden melalui perangkat desa setempat (RT/RW), kemudian dari daftar nama yang diperoleh peneliti mendatangi satu per satu nama tersebut dan melakukan wawancara berdasarkan instrument kuesioner yang digunakan. Analisis penelitian dilakukan dengan analisis deskriptif (rata-rata, nilai minimun, nilai maksimum, standar deviasi, dan persentase) menggunakan Microsoft excel, analisis inferensia dilakukan dengan uji korelasi Pearson dan uji regresi linear berganda menggunakan Statistical Package for Social Science (SPSS).
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata usia istri adalah 37,98 tahun berada pada kategori usia desawa awal. Sebagian besar istri merupakan ibu rumah tangga dan merupakan anak kandung dari lansia yang tinggal bersama keluarga. Pendapatan per kapita keluarga memiliki rata-rata sebesar Rp791.502,00 per bulan. Sebesar 23,3 persen keluarga berada di bawah garis kemiskinan dengan batas pendapatan per kapita sebesar Rp443.787,00 per bulan untuk wilayah Kabupaten Bogor tahun 2022. Rata-rata usia lansia adalah 70,48 tahun. Jumlah lansia paling banyak berada pada kategori lansia muda sebesar 42,5 persen. Jumlah lansia perempuan (54,2%) lebih banyak dibandingkan jumlah lansia laki-laki (45,8%). Lebih dari separuh lansia (57,5%) memiliki status perkawinan cerai mati dan sebagian besar lansia memiliki 1-3 keluhan.
Persentase paling banyak dari indeks fungsi keluarga, indeks dukungan sosial, dan indeks beban perawatan berada pada kategori rendah, sedangkan indeks ketahanan keluarga berada pada kategori sedang. Rata-rata indeks fungsi keluarga memiliki 6 dimensi yang berada pada kategori rendah yaitu fungsi sosial budaya, fungsi cinta kasih, fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi dan pendidikan, fungsi ekonomi, dan fungsi pembinaan lingkungan, sedangkan 2 dimensi berada pada kategori sedang yaitu fungsi agama dan fungsi perlindungan. Rata-rata indeks dukungan keluarga dan teman berada pada kategori sedang, sedangkan dimensi dukungan pemerintah berkategori rendah. Seluruh rata-rata indeks pada dimensi beban perawatan berada pada kategori rendah. Rata-rata indeks pada dimensi ketahanan sosial dan psikologis berada pada kategori sedang, sedangkan dimensi ketahanan fisik-ekonomi berada pada kategori rendah.
Berdasarkan hasil uji korelasi, pendapatan keluarga, status perkawinan lansia, fungsi keluarga, dan dukungan sosial memiliki korelasi positif signifikan terhadap ketahanan keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa apabila terdapat peningkatan pendapatan, fungsi keluarga, dan dukungan sosial maka ketahanan keluarga juga akan semakin meningkat. Status perkawinan lansia berkaitan dengan jumlah lansia yang dirawat oleh keluarga. Keluarga yang tinggal dengan lansia berstatus cerai mati/hidup artinya merawat satu lansia, sedangkan lansia berstatus menikah artinya dua lansia. Hal ini dapat dikatakan bahwa semakin sedikit jumlah lansia yang dirawat maka ketahanan keluarga semakin tinggi. Usia lansia berkorelasi negatif signifikan dengan ketahanan keluarga, artinya semakin lanjut usia lansia maka ketahanan keluarga akan semakin menurun. Begitu pula dengan beban perawatan yang berkorelasi negatif dengan ketahanan keluarga, yaitu semakin tinggi beban perawatan maka ketahanan keluarga semakin rendah.
Analisis uji regresi menunjukkan bahwa karakteristik keluarga (pendapatan), karakteristik lansia (status perkawinan), fungsi keluarga, dan dukungan sosial memiliki pengaruh positif signifikan terhadap ketahanan keluarga, sedangkan beban perawatan berpengaruh negatif signifikan terhadap ketahanan keluarga. Keluarga yang tinggal dengan lansia berstatus perkawinan cerai memiliki ketahanan keluarga yang lebih tinggi dibandingkan keluarga yang tinggal dengan lansia berstatus menikah. Pendapatan, fungsi keluarga, dan dukungan sosial yang semakin tinggi akan berpengaruh terhadap ketahanan keluarga yang semakin tinggi pula. Sebaliknya, beban perawatan yang semakin tinggi akan mempengaruhi ketahanan keluarga menjadi semakin rendah.
Saran dari penelitian ini adalah keluarga perlu meningkatkan keberfungsian keluarga dengan mengoptimalkan aktivitas sehari-hari serta membangun kembali komunikasi dan memberikan akses bagi keluarga yang tinggal bersama lansia untuk mendapatkan berbagai dukungan baik secara materi maupun non materi. Pemerintah dapat membuat kebijakan yang ramah lansia, menyiapkan sarana dan prasarana agar para lansia tetap dapat aktif dan produktif, serta bekerja sama dengan masyarakat dan akademisi untuk dapat melakukan pembekalan pengetahuan dan keahlian dalam melakukan perawatan lansia.
Collections
- MT - Human Ecology [2239]