Show simple item record

dc.contributor.advisorSarwoprasodjo, Sarwititi
dc.contributor.advisorMuljono, Pudji
dc.contributor.advisorMarta, Rustono Farady
dc.contributor.authorFernando, Joshua
dc.date.accessioned2024-06-15T03:01:14Z
dc.date.available2024-06-15T03:01:14Z
dc.date.issued2024-06-12
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/152842
dc.description.abstractDampak konflik menjadi perhatian khusus, terlebih lagi anak-anak menjadi korban kehilangan hak dalam mendapatkan identitas, tidak mengakses pendidikan, ribuan menjadi anak yatim. UNICEF mencatat ada 170.000 pelanggaran berat terhadap anak di bawah umur sejak tahun 2010. UNICEF juga menyebutkan bahwa konflik yang terjadi mulai dari wilayah Afghanistan, Mali, Suriah, dan Yaman menyebabkan jutaan anak kehilangan akses kesehatan, pendidikan, masa kecil dan masa depan mereka. Salah satu konflik sosial di Indonesia terdapat di wilayah Kalimantan Barat antara etnis Dayak dan Madura juga terjadi selama kurun waktu 1950-1999 yang setidaknya sudah terjadi sebanyak 13 kali dan terjadi hampir di seluruh wilayah Kalimantan Barat. Konflik etnis Melayu dan Madura pada tahun 1999 menyebabkan sekitar 48.000 masyarakat mengungsi. Dua dekade berlalu, tantangan terbesar kelompok anak interkultural terletak pada keberagaman etnis di Kalimantan Barat yang membuat provinsi ini bertumbuh dengan tantangan paparan stereotip dan memori kolektif yang dialami oleh anak-anak keturunan etnis yang pernah berkonflik. Forum anak hadir sebagai wadah untuk anggota untuk bisa berpartisipatif interkultual dengan baik. Karakteristik latar belakang yang berbeda mendorong untuk anggota forum anak melakukan interaksi interkultural dengan landasan prinsip non diskriminasi tanpa membedakan satu sama lain dalam proses interaksi kelompok. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Menganalisis keadaan situasional dan lingkungan kelompok anak interkultural pada wilayah pusat dan relokasi konflik etnis di Kalimantan Barat; (2) Menganalisis pembentukan dimensi keberagaman budaya anak interkultural pada wilayah pusat dan relokasi konflik di Kalimantan Barat; (3) Menganalisis proses berjalannya komunikasi partisipatif interkultural, pengambilan keputusan, manajemen konflik, komunikasi saling menghargai kelompok anak pada wilayah pusat dan relokasi konflik di Kalimantan Barat; (4) Menganalisis efektifitas tugas dan hubungan komunikasi interkultural kelompok anak pada wilayah pusat dan relokasi konflik di Kalimantan Barat. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme dengan metode penelitian kualitatif menggunakan pendekatan studi kasus eksplanatif. Penelitian ini menggunakan jenis studi kasus instrumental - case study karena penelitian ini ingin memahami suatu isu atau perbaikan suatu teori di mana penelitian ini berangkat dari Effective Intercultural Workgroup Communication Theory (EIWCT). Penelitian ini menggunakan pendekatan multiple - case study berdasarkan beberapa kasus yang berasal dari peristiwa isu yang melekat pada setiap individu dan kelompok dalam melakukan komunikasi partisipatif anak interkultural. Berdasarkan kriteria kasus yang telah ditentukan penelitian ini memiliki unit analisis yang berasal dari pengurus dan anggota interkultural forum anak dari wilayah pusat dan relokasi konflik etnis Kalimantan Barat. Teknik pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan diskusi kelompok serta wawancara dengan informan tambahan dengan teknik snowball sampling pada akademisi, aktivis, pemangku kebijakan, dan organisasi filantropi. Teknik analisis data menggunakan kodifikasi manual yang dibantu oleh aplikasi NVIVO 12 Plus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa forum anak merupakan lingkungan yang ramah anak dan dapat meminimalisir stereotip dan memori kolektif di antara anggota interkultural. Dimensi keberagaman anak interkultural dibentuk melalui interaksi yang terjadi di lingkungan tersebut. Bentuk-bentuk karakter yang dikembangkan antara lain adalah tindakan kolektif, mindfulness, peran sebagai Pelopor dan Pelapor (2P), solidaritas, serta toleransi. Keseluruhan karakter ini berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan harmonis. Penelitian ini menemukan perbedaan dalam dinamika komunikasi interkultural antara forum anak di wilayah pusat dan wilayah relokasi konflik. Forum anak di wilayah relokasi konflik menawarkan keberagaman yang lebih kaya dan ruang yang lebih inklusif dibandingkan dengan wilayah pusat konflik, yang dipengaruhi oleh faktor sosial budaya, geografis, dan demografi. Proses komunikasi partisipatif interkultural dalam forum anak diidentifikasi sebagai elemen penting yang memfasilitasi diskusi tentang pembangunan, memungkinkan kontribusi anak-anak secara signifikan terhadap pembangunan berkelanjutan di Kalimantan Barat. Identitas adat istiadat dan agama yang melekat pada anggota multi etnis mendorong penghargaan terhadap perbedaan, membangun fondasi untuk komunikasi harmonis. Forum anak menjadi tempat penting bagi memperkuat ikatan multi etnis yang positif dan berkelanjutan serta mempraktikkan nilai-nilai keberagaman dan inklusivitas. Pertemuan dalam forum ini diharapkan mampu membangun hubungan yang erat di antara anggotanya, menciptakan komunitas yang solid dan harmonis. Di wilayah pusat konflik, interaksi interkultural meningkatkan kesadaran akan hak anak dari berbagai perspektif, meningkatkan produktivitas kerja melalui program kerja dan kegiatan advokasi yang bermanfaat. Sementara di wilayah relokasi konflik, jaminan ruang aman bagi anggota minoritas membantu meningkatkan hubungan dan memfasilitasi interaksi interkultural yang nyaman. Penelitian ini menggarisbawahi urgensi forum anak sebagai ruang partisipatif yang memfasilitasi pertumbuhan karakter interkultural. Kehadiran forum anak bertujuan untuk menumbuhkan generasi penerus yang memiliki toleransi yang lebih tinggi, inklusivitas yang kuat, dan kapasitas untuk memberikan kontribusi yang positif terhadap pembangunan masyarakat yang berkelanjutan. Temuan ini memberikan implikasi yang signifikan bagi para pembuat kebijakan serta praktisi dalam konteks pengembangan sosial. Dorongan untuk terus mendukung dan memperluas cakupan forum anak merupakan salah satu strategi penting dalam upaya menciptakan masyarakat yang harmonis dan inklusif, di mana nilai-nilai interkultural dipromosikan dan diperkuat melalui partisipasi anak-anak.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleAnalisis Komunikasi Partisipatif dalam Meningkatkan Produktivitas dan Toleransi Kelompok Anak Interkultural Pasca Konflik Etnis di Kalimantan Baratid
dc.title.alternativeAnalysis of Participatory Communication in Improving Productivity and Tolerance of Intercultural Children Groups after Ethnic Conflict in West Kalimantanid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordchildren's groupsid
dc.subject.keywordintercultural participatory communicationid
dc.subject.keywordpostconflictid
dc.subject.keywordtoleranceid
dc.subject.keywordwork productivityid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record