Show simple item record

dc.contributor.advisorRachman, Latief Mahir
dc.contributor.advisorHidayat, Yayat
dc.contributor.authorYuniasari, Maya
dc.date.accessioned2024-06-15T02:32:47Z
dc.date.available2024-06-15T02:32:47Z
dc.date.issued2024
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/152837
dc.description.abstractPenelitian mengenai karakteristik tanah sawah setelah proses pengeringan dan panen, khususnya dalam konteks penanaman tanaman palawija untuk pola Padi-Padi-Palawija, merupakan masalah yang belum terpecahkan. Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan melakukan penelitian Indeks Kualitas Tanah (IKT). Penelitian ini bertujuan untuk meneliti karakteristik dan sifat tanah sawah setelah pengeringan pada periode akhir panen padi musim kedua, menilai Indeks Kualitas Tanah (IKT), serta potensinya terkait dengan dukungannya terhadap pertumbuhan dan produktivitas palawija, khususnya kedelai musim tanam ketiga. Penelitian dilakukan di lahan sawah di Kebun Percobaan BB-Biogen, Ciwalen, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat dan lahan sawah beberapa petani di Desa Tambakboyo, Desa Singgahan, Desa Sinori, Kabupaten Tuban, Jawa Timur Jawa Timur. Sampel tanah diambil ketika kondisi sawah telah mengalami pengeringan. Metode pengambilan sampel tanah dibagi menjadi dua, yaitu contoh tanah utuh (tidak terganggu) dan sampel tanah terganggu. Sampel tanah utuh hanya diambil pada kedalaman 0-20cm. Sampel tanah tersebut selanjutnya digunakan untuk penentapan bobot isi (Bi) dan kurva pF untuk mengidentifikasi kemampuan tanah memegang atau mengikat (water holding capacity) dan melalukan air khususnya pori air tersedia dan pori drainase, serta sampel tanah tidak terganggu yang diambil secara komposit pada kedalaman tanah 0-20 cm. Sampel tanah terganggu tersebut selanjutnya digunakan untuk penetapan tekstur (Tex), pH, pori air tersedia (PAT), pori drainase (PD) dan karbon (C)- organik, serta nitrogen (N)-total, fosfor (P)-tersedia, kalium dapat ditukar (K-dd) dan kapasitas tukar kation (KTK). Analisis untuk penetapan indeks kualitas tanah menggunakan Principal Component Analisys (PCA) untuk membangun Minimum Data Set (MDS) dari beberapa parameter kunci tanah yang dianalisis. Masingmasing parameter kunci tanah terpilih selanjutnya diberi skor antara 0-5 dan disesuaikan dengan kriteria indeks kualitas tanah. Parameter sifat tanah yang ditetapkan sebagai Minimum Data Set (MDS) adalah tekstur (Tex), (N)-total, kalium dapat ditukar (K-dd), pori drainase (PD), pH dan Karbon (C)-organik untuk lahan sawah di Ciwalen, Jawa Barat. Sedangkan lahan sawah di Tuban, Jawa Timur, adalah tekstur (Tex), kalium dapat ditukar (Kdd), pori air tersedia (PAT) dan pH. Semakin tinggi skor parameter dari MDS yang terpilih pada lahan sawah semakin menunjang indeks kualitas tanah yang tinggi. IKT di Tuban, Jawa Timur bervariasi dari 2,76 (sedang) hingga 3,64 (agak tinggi). Sedangkan di Ciwalen, Jawa Barat IKT bervariasi dari 2,52 (agak rendah) sampai 3,75 (agak tinggi). Berdasarkan kesesuaian lahan, lahan sawah di Tuban, Jawa Timur dan di Ciwalen, Jawa Barat setelah periode pengeringan tergolong sesuai marjinal untuk pengembangan tanaman kedelai. Jika dinilai berdasarkan tanahnya saja kesesuaian lahan, lahan sawah di Tuban, Jawa Timur tergolong kedalam kelas S3rc, sesuai marjinal dengan faktor pembatas kedalaman efektif. Sedangkan jika terhadap seluruh faktor lahan tergolong ke dalam kelas S3tc.oa.rc., v yaitu kelas sesuai dengan faktor pembatas temperatur rerata, drainase, tekstur dan kedalaman efektif. Sedangkan jika dinilai dari faktor tanahnya saja, sawah di Ciwalen, Jawa Barat masuk ke dalam kelas S3rc.nr. Sedangkan terhadap seluruh faktor yaitu masuk kedalam kelas S3wa.oa.rc, nr., sesuai marjinal dengan faktor pembatas jumlah bulan basah, drainase, kedalaman efektif dan pH tanah. Perbaikan faktor pembatas drainase dan tekstur tanah dapat dilakukan dengan pemberian bahan organik, sedangkan faktor pembatas pH menambahkan bahan pembenah tanah berupa pemberian kapur pertanian dan/atau dolomit. Faktor pembatas jumlah bulan basah dan tekstur tidak dapat dilakukan usaha perbaikan. Curah hujan yang berlebih untuk pengembangan tanaman palawija khususnya kedelai dapat disiasati dengan cara menyesuaikan waktu tanam (mengatur waktu tanam). Faktor kimia pada kedua lokasi penelitian tergolong kelas S1 dan S2. Analisis perbandingan antara hasil IKT dan evaluasi kesesuaian lahan pada dua lokasi penelitian menunjukkan hasil yang cukup berbeda dimana untuk lahan sawah Tuban, Jawa Timur memiliki kriteria agak tinggi dibandingkan dengan hasil evaluasi lahan yang tergolong pada kelas sesuai marjinal (S3). Untuk tanah Ciwalen, Jawa Barat memiliki nilai IKT relatif sepadan dengan kelas keseuaian lahan yang dikategorikan sebagai lahan marjinal (S3), namun dibeberapa unit lahan (P5, P11, P16 dan P19) memiliki kriteria agak rendah dari padanan hasil evaluasi kesesuaian lahan S3.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleIndeks Kualitas Tanah Sawah Untuk Mendukung Pengembangan Tanaman Palawijaid
dc.title.alternativeSoil Quality Index of Paddy Fields to Support the Development of Secondary Cropsid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordoil quality indexid
dc.subject.keywordland suitabilityid
dc.subject.keywordpaddy fieldsid
dc.subject.keywordminimum data setid
dc.subject.keywordprincipal component analysisid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record