Mutu Dan Potensi Produksi Berbagai Jenis Cormel Sebagai Bahan Tanam Dua Aksesi Talas (Colocasia esculenta L. Schott)
Date
2024Author
Fauzan, Rafi
Widajati, Eny
Palupi, Endah Retno
Santosa, Edi
Metadata
Show full item recordAbstract
Talas merupakan tanaman pangan yang potensial untuk dikembangkan sebagai sumber karbohidrat. Kendala yang dihadapi saat ini adalah belum tersedianya bahan tanam yang bermutu. Sulitnya memperoleh benih pada talas menyebabkan budidaya talas pada umumnya menggunakan bahan perbanyakan vegetatif, seperti cormel, anakan, dan stolon. Keuntungan penggunaan bahan perbanyakan vegetatif adalah memiliki sifat yang sama dengan induknya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi mutu berbagai jenis cormel sebagai bahan tanam talas dan mempelajari potensi berbagai jenis cormel terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman talas serta mempelajari pertumbuhan, perkembangan, dan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan cormel dari berbagai jenis cormel dan potensinya dalam produksi benih cormel. Penelitian ini terdiri dari dua percobaan. Percobaan pertama adalah mutu beberapa jenis cormel dari dua aksesi talas sebagai bahan tanam yang dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor. Faktor pertama adalah aksesi S24 dan aksesi S28 dan faktor kedua adalah jenis cormel sebagai bahan tanam yaitu cormel primer, cormel sekunder dan cormel tersier. Percobaan kedua adalah pertumbuhan dan perkembangan cormel dari berbagai jenis cormel. Penelitian ini menemukan bahwa benih dengan kualitas terbaik berasal dari cormel primer yang menempel langsung pada umbi utama yang digunakan sebagai bahan tanam. Perkecambahan cormel primer diperoleh sebesar 53,25%, diikuti oleh cormel sekunder dan tersier sebesar 51,59% dan 39,42%. Hari pertama munculnya tunas dan daun digunakan sebagai parameter vigor, S24 lebih cepat 30,26 hari dibandingkan S28 yaitu 58,08 hari. Aksesi S24 tidak memiliki perbedaan yang nyata antar jenis cormel pada parameter ini. Sebaliknya, S28 memiliki perbedaan yang signifikan antar jenis cormel, dengan nilai cormel primer 33,65 hari dibandingkan dengan cormel sekunder dan tersier masing-masing 62,57 dan 78,02. Penelitian ini menunjukkan bahwa cormel primer terbentuk 8 minggu setelah tanam (MST), diikuti oleh cormel sekunder dan tersier pada 12 MST.
Collections
- MT - Agriculture [3775]