Show simple item record

dc.contributor.advisorAgus, Syamsul Bahri
dc.contributor.advisorYulius
dc.contributor.authorSabina, Anninda
dc.date.accessioned2024-06-08T01:56:38Z
dc.date.available2024-06-08T01:56:38Z
dc.date.issued2024
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/152724
dc.description.abstractWilayah pesisir merupakan wilayah yang paling rentan terhadap perubahan karena masih dipengaruhi interaksi dari daratan dan lautan yang bergerak secara terus-menerus, seperti aktivitas arus dan gelombang yang dibangkitkan oleh angin, serta pasang surut. Perubahan garis pantai dianalisis menggunakan teknologi pengindraan jauh yang memiliki kemampuan khusus untuk menangani daya yang bereferensi keruangan (spasial) dalam waktu yang singkat terkait fenomena yang ada dimuka bumi. Penelitian ini bertujuan memetakan dan mengetahui laju perubahan garis pantai yang disebabkan oleh proses abrasi dan akresi di pesisir Kecamatan Manggar, Kabupaten Belitung Timur, Bangka Belitung, dengan menggunakan citra Sentinel-2A pada tahun 2015 – 2023. Metode Digital Shoreline Analysis System (DSAS) digunakan untuk menghitung jarak dan laju perubahan garis pantai secara statistik maupun geospasial, melalui Net Shoreline Movement (NSM) dan End Point Rate (EPR). Lokasi penelitian terbagi menjadi 11 sub-zona, yang mencakup 4 pantai di Belitung Timur. Abrasi tertinggi terjadi di Desa Lalang (sub-zona D2) dengan jarak kemunduran garis pantai sejauh 65,38 m dan laju kemundurannya 8,78 meter/tahun. Akresi tertinggi terjadi di Desa Baru (sub-zona B2) dengan jarak kemajuan garis pantai sejauh 56,68 m dan laju kemajuannya 7,61 meter/tahun. Kondisi abrasi dan akresi pesisir Manggar dipengaruhi oleh faktor darat dan laut, seperti sedimentasi muara sungai, topologi pantai yang berpasir dan landai, serta kondisi geografi Belitung Timur yang termasuk perairan terbuka.id
dc.description.abstractCoastal areas are extremely vulnerable to change due to the continuous interaction between land and ocean, including current and wave activity generated by wind and tides. Remote sensing technology is a powerful tool used to analyze shoreline changes, capable of quickly handling spatially-referenced data related to phenomena on Earth. This study confidently maps and determines the shoreline change rate caused by abrasion and accretion processes on the coast of Manggar Subdistrict, East Belitung Regency Bangka Belitung, using Sentinel-2A images from 2015 to 2023. The Digital Shoreline Analysis System (DSAS) method was applied with statistical and geospatial calculations using Net Shoreline Movement (NSM) and End Point Rate (EPR) to accurately calculate the distance and rate of shoreline change. The research site was divided into 11 sub-zones, covering 4 beaches in East Belitung. Lalang Village (D2) experienced the highest abrasion, with a shoreline retreat distance of 65.38 meters and a retreat rate of 8.78 meters/year. On the other hand, Baru Village (B2) saw the highest accretion, with a shoreline advance distance of 56.68 meters and an advance rate of 7.61 meters/year. Both land and sea factors influence Manggar coast abrasion and accretion. These factors comprise the sedimentation of river estuaries, sandy and sloping coastal topology, and the geography of East Belitung, which includes open waters.id
dc.description.sponsorshipBadan Riset dan Inovasi Nasionalid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePemetaan Perubahan Garis Pantai di Pesisir Manggar, Belitung Timur dengan Menggunakan Citra Sentinel-2Aid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordabrasionid
dc.subject.keywordaccretionid
dc.subject.keywordDSASid
dc.subject.keywordEast Belitungid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record