Show simple item record

dc.contributor.advisorHuminto, Hernomoadi
dc.contributor.advisorSutian, Wawan
dc.contributor.authorNorliani
dc.date.accessioned2024-05-30T04:30:28Z
dc.date.available2024-05-30T04:30:28Z
dc.date.issued2002
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/152343
dc.description.abstractPenyakit yang menyerang burung terdiri dari penyakit infeksius dan non infeksius. Penyakit infeksius berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan atas penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri, cendawan dan parasit. Sedangkan penyakit non infeksius misalnya stres, keracunan, defisiensi dan trauma selama transportasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati secara histopatologi (HP) beberapa organ usus, ginjal, limpa, hati, paru-paru, mata, otot, otak, dan jantung pada burung- burung yang terinfeksi Filaria sp. Sebanyak 21 ekor sampel burung yang sedang menjalani masa karantina untuk dikirim keluar negeri dan diduga sakit, diambil dari Instalasi Karantina Hewan Sementara (IKHS) milik CV. Harmaco, Tangerang periode November 2001 sampai Maret 2002. Pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan secara klinis atau pengamatan ciri fisik burung yang sedang menderita sakit, pengamatan ulas darah, patologi anatomi (PA), dan histopatologi dari organ burung. Dari hasil penelitian didapatkan tiga ekor burung positif terinfeksi Filaria sp. Organ yang mengandung mikrofilaria adalah hati, jantung, otot, paru-paru, ginjal, dan otak. Pengaruhnya terhadap organ yang terinfeksi ditemukan adanya infiltrasi sel radang, kongesti, tubuli mengalami degenerasi hyaline berbutir, dan degenerasi vakuol pada myokard jantung. Secara klinis burung telihat lesu, tidak semangat terbang, kurus, diare, bahkan sampai mati. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa di organ burung yang terinfeksi Filaria sp. ditemukan mikrofilaria dan tidak ditemukan keberadaan dari cacing dewasanya (Filaria sp.). Mikrofilaria tersebut beredar dalam aliran darah (Filaremia). Penyakit yang disebabkan oleh infeksi Filaria sp. tersebut tidak termasuk dalam penyakit hewan karantina. Dengan demikian selama burung tidak menunjukan gejala sakit, maka burung yang terinfeksi Filaria sp. dan subklinis masih tetap dapat diekspor.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleKajian morfopatologi dan klinis dari infeksi Filaria sp. pada satwa burung sakit di instalasi karantina hewan sementara (IKHS) CV Harmaco periode November 2001 - Maret 2002id
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record