Show simple item record

dc.contributor.advisorWattimena, G.A.
dc.contributor.authorPramanik, Dewi
dc.date.accessioned2024-05-30T01:46:13Z
dc.date.available2024-05-30T01:46:13Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/152306
dc.description.abstractPenelitian dilaksanakan mulai bulan Februarı sampal dengan man Agustus 2002. Tujuan penelitian ini adalah 1) Menyeleksi klon kentang yang tahan terhadap penyakit layu bakteri secara in vitro, 2) Mengetahui teknik inokulasi bakteri yang paling efektif dan efisien Percobaan pengujian ketahanan klon kentang secara in vitro menggunakan 28 klon kentang. Klon yang diujikan berjumlah 24 klon yaitu Z 22, Z. 25, Z 32, Z 41, Z. 45, Z 46, Z 49, TSS 1, TSS 147, TSS 151, AD 4, AD 5, AD 6, AD 7, AD 25, AD 44, CIP. 168.1, CIP.225.1, CIP.394.A, CIP.394.B, CIP.411.A, CIP. 444, CIP.475. Sebagai kontrol digunakan 4 klon, 2 klon sebagai kontrol tahan dan 2 klon sebagai kontrol rentan. Klon AD 12 dan CIP.161.1 merupakan klon yang telah diuji dan merupakan kontrol tahan. Sebagai kontrol rentan digunakan klon Z. 38 dan kultivar Atlantik. Tahapan kegiatan penelitian meliputi perbanyakan eksplan, isolasi dan perbanyakan inokulum bakteri dan pengujian tanaman secara in vitro. Perbanyakan eksplan dan pengujian ketahanan secara in vitro dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Kentang, Jurusan Budidaya Pertanian, Faperta, IPB. Perbanyakan isolat bakteri dilakukan di Laboratorium Bakteriologi pada Kelti Diagnosik dan Biopestisida Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan (Balitbio) Bogor. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari 2 faktor, yaitu klon kentang (faktor A) yang terdiri dari 28 klon dan teknik inokulasi (faktor B) yang terdiri dari 2 teknik inokulasi yaitu teknik siram dan teknik gunting pucuk. Pengamatan dilakukan terhadap periode inkubasi, kejadian penyakit dan ketahanan tanaman yang merupakan persentase dari nilai kejadian penyakit Hasil penelitian menunjukkan teknik inokulasi siram dan teknik inokulasi gunting pucuk dapat digunakan untuk pengujian ketahanan klon kentang secara in vitro. Teknik inokulasi gunting pucuk menghasilkan periode inkubasi yang lebih cepat dibandingkan teknik inokulasi sirarn, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk pengujian lebih cepat. Terdapat korelasi antara periode inkubasi dan kejadian penyakit pada kedua teknik inokulasi, semakin lama periode inkubasi maka persentase nilai kejadian penyakit semakin kecil. Dari 24 klon yang diuji terdapat 5 klon tahan yaitu klon CIP.475, CIP.397.B., TSS 1, TSS 147, dan CIP.394.A; 5 klon agak tahan yaitu klon CIP.411.A., AD 5, CIP.225.1, AD 7 dan Z 49; 5 klon agak rentan yaitu klon AD 6, CIP. 444, AD 4, TSS 151, dan Z. 22; dan 9 klon rentan yaitu klon AD 44, CIP.277.2, Z 32, Z 46, CIP, 168.1, Z 41, Z 45, AD 25, dan Z. 25. ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAgronomyid
dc.subject.ddcPotatoid
dc.titleEvaliasi ketahanan beberapa klon kentang (Solanum tuberosum L.) terhadap penyakit layu bakteri Ralstonoa (Pseudomonas) solanacearum Yabuuchi et al. sacara in vintroid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record