Transformasi stuktur politik tradisional masyarakat minangkabau
Abstract
Penulisan skripsi ini berangkat dari permasahan yang muncul di tingkat pedesaan di Sumatera Barat. yaitu penyeragaman bentuk pemerintahan desa yang didasarkan pada wilayah jorong. Padahal jorong tidak layak dijadikan sebagai dasar pembentukan desa di Sumatera Barat. karena jorong hanyalah perangkat nagari yang tidak memiliki kesatuan hukum, kesatuan politik, kesatuan ekonomi, dan adat istiadat.
Ekplorasi data untuk mengkaji bentuk struktur politik tradisional. peruahannya, maupun proyeksi kedepan dalam kerangka otonomi daerah dalam masyarakat Kanagarian Selaras Air, dilakukan dengan pendekatan kualitatif yang menggunakan teknik wawancara mendalam, pengamatan, dan analisa dokumen. Pendekatan ini berhasil mengungkap struktur politik tradisional masyarakat Kanagarian Selaras Air. beserta fakta-fakta sosial yang mengikuti perubahan- perubahannya.
Struktur politik tradisional masyarakat Kanagarian Selaras Air dikenal dengan langgam Sesuai dengan historis perkembangannya langgam terbentuk dari kesatuan-kesatuan masyarakat yang didasarkan pada hubungan kekerabatan menurut garis keturunan ibu (genelogis matrilineal) dan hubungan tinggal dekat (territorial). Kanagarian Selaras Air dibentuk oleh dua langgam yaitu langgam Angku Saripado dan langgam Rajo Nan Balimo. Langgam Angku Saripado secara struktural tersusun atas kesatuan paruik, kampung, suku/kaum, dan luak yang masing masing memiliki kerapatan sendiri. Begitu juga dengan langgam Rajo Nan Balimo tersusun atas kesatuan paruik, kampung, suku/kaum, dan langgam dengan kerapatan-kerapatanya.
Kedua langgam memiliki struktur pimpinan ditingkat langgam. dimana antara langgam Angku Saripado dengan langgam Rajo Nan Balimo memiliki komposisi pimpinan yang berbeda walaupun sama didasarkan pada unsur pimpinan suku/kaum yaitu "tungku tigo sajarangan" yang terdiri dari ninik mamak, alim ulama. dan cerdik pandai.
Untuk menjaga dan melestarikan nilai dan norma dalam masyarakatnya. Kanagarian Selaras Air memiliki pranata-pranata sosial yaitu Mambao Ka Aia. Sunat Rasul, Tamar Kaji. Pernikahan/perkawinan, Bakunsi dan Badomba. Ma-asaman Gala, Julo-julo, Ikan Larangan, dan Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha…dst