| dc.description.abstract | Ikan nila merah (Oreochromis sp.) sebagai komoditas penting dalam bisnis air tawar dunia sangat prospektif untuk dikembangkan. Namun saat ini yang menjadi kendala pada sistem budidaya ikan nila merah adalah perkembangbiakan yang cepat mengakibatkan timbulnya populasi ikan yang sangat padat, berukuran kecil, dan lambat pertumbuhannya. Hal ini secara komersial kurang
menguntungkan. Sex reversal dengan menggunakan aromatase inhibitor (AI) merupakan teknik untuk memproduksi monoseks jantan karena diketahui individu jantan memiliki pertumbuhan dua kali lebih cepat dibandingkan individu betina, sehingga pemeliharaan tunggal kelamin (moriosex culture) akan lebih menguntungkan.
Aromatase inhibitor (AI) bekerja dengan menghambat aktivitas enzim aromatase untuk membatasi biosintesa estrogen dari androgen pada saat otak masih bersifat bipotensial (critical periode) sehingga akan mengarahkan perkembangan awal individu betina ke jantan (maskulinisasi).
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan periode waktu yang paling sensitif pada saat critical periode untuk penjantanan (maskulinisasi) pada ikan nila merah dengan pemberian aromatase inhibitor melalui pakan.
Penelitian dilaksanakan di kolam percobaan Laboratorium Sistem dan Teknologi, Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian berlangsung mulai tanggal 17 Pebruari hingga 17 Juli 2003. Pada tahap awal dilakukan pemijahan induk secara masal dalam bak semen berukuran 2 x 2 x 1 m untuk memperoleh telur. Setiap sepuluh hari sekali dilakukan pengecekan induk yang memijah. Telur yang ada di mulut induk betina diambil dan diinkubasi dalam akuarium berukuran 20 x 20 x 30 cm. Larva hasil penetasan yang telah berumur 9 hari dan telah diadaptasikan dengan pelet halus digunakan dalam perlakuan. Larva yang digunakan dalam perlakuan sebanyak 100 ekor tiap akuarium dengan ukuran akuarium 35 x 50 x 80 cm. Perlakuan pemberian aromatase inhibitor melalui pakan dengan dosis 500 mg/kg pakan dilakukan pada periode waktu yang berbeda yaitu 9 hingga 13 hari setelah menetas, 14 hingga 18 hari setelah menetas, 19 hingga 23 hari setelah menetas serta satu perlakuan kontrol (pakan tidak diberi aromatase inhibitor). Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) 3 perlakuan, 1 kontrol dengan 2 ulangan. Setelah perlakuan tersebut selesai larva terus dipelihara hingga berumur 2 bulan, selanjutnya dipindahkan ke bak semen menggunakan hapa berukuran 1 x 2 x
1 m hingga ikan bisa diidentifikasi jenis kelaminnya (3 bulan). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kelangsungan hidup cukup tinggi yaitu 73,586,0%. Hasil analisa sidik ragam memperlihatkan tidak.... | id |