Pendederan kerapu bebek, Cromileptes altivelis di keramba jaring apung dengan padat teber yang berbeda
View/ Open
Date
2003Author
Suhadi, Imam
Sudrajat, Agus Oman
Hanafi, Adi
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui padat penebaran yang optimum pada pendederan kerapu bebek, Cromileptes altivelis di keramba jaring apung (KJA) laut. Dengan diketahuinya kepadatan optimum diharapkan produktivitas usaha pendederan dapat ditingkatkan secara ekonomis.
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 24 Februari hingga 24 Mei 2003 di Keramba Jaring Apung Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut (BBRPBL) Gondol Bali yang terletak di Teluk Pegametan Dusun Pegametan, Desa Sumber Kima, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Provinsi Bali. Penelitian dirancang dengan menggunakan 12 buah jaring polyethylene (PE) berukuran 1x1x1,3 m (volume 1 m³) mesh size 4 inch yang dipasang pada rakit berukuran 7x5,5 m. Ikan yang dijadikan bahan penelitian adalah benih kerapu bebek berukuran 7-10 gram dengan umur 3 bulan dan dipelihara dengan empat tingkat kepadatan (50, 100, 150 dan 200 ekor/m³) masing-masing perlakuan terdiri dari 3 kali ulangan. Selama penelitian berlangsung, ikan uji diberi pelet komersil Comfeed secara ad satiation dengan frekuensi pemberian sebanyak 2 kali sehari pada pagi dan sore hari. Sampling individu untuk mengukur panjang dan bobot tubuh dilaksanakan pada awal dan akhir penelitian sebanyak 10% populasi dari masing-masing perlakuan; serta sampling total setiap satu bulan sekali untuk mengukur berat tubuh keseluruhan populasi masing-masing perlakuan. Selain itu diamati pula beberapa parameter kualitas air seperti suhu, kecerahan, pH, salinitas, dan oksigen terlarut (DO). Data yang telah diperoleh dianalisa dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan tingkat kepadatan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan, kelangsungan hidup, konversi pakan dan faktor kondisi. Namun tingkat kepadatan berpengaruh nyata terhadap yield.
Pada kepadatan 50, 100, 150 dan 200 ekor/m³ diperoleh data mengenai pertumbuhan individu masing-masing sebesar 0,61, 0,59, 0,60 dan 0,59 g/hari, laju pertumbuhan harian sebesar 2,42%, 2,30%, 2,32% dan 2,25%, pertumbuhan panjang mutlak sebesar 15,93, 15,79, 16,02 dan 15,55 cm, konversi pakan sebesar 1,13, 1,20, 1,20 dan 1,19 sedangkan faktor kondisi sebesar 1,55, 1,56, 1,56 dan 1,60. Hingga akhir percobaan, kelangsungan hidup benih kerapu bebek pada masing-masing kepadatan sebesar 100%, 99,33%, 98,89% dan 99,83%.
Yield yang diperoleh terlihat semakin meningkat dengan meningkatnya kepadatan ikan. Pada kepadatan 50, 100, 150 dan 200 ekor / m³ yield yang diperoleh masing-masing sebesar 0,03, 0,058, 0,089 dan 0,119 g/liter/hari. Sehingga secara ekonomis, kepadatan 200 ekor/m³ memberikan keuntungan lebih besar daripada kepadatan rendah.
Data parameter kualitas air seperti DO, pH, suhu, salinitas dan kecerahan masih berada dalam kisaran yang layak untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan masing- masing dengan kisaran DO 6,4-7,7 mg/l, pH 7,62-7,64, suhu 29-31 °C, salinitas 32-34 ppt dan kecerahan 7-10 m....
