Pengaruh derajat keasaman air yang berbeda terhadap laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan botia (Botia macracanthus Bleeker)
View/ Open
Date
2003Author
Utami, Ernayanti
Nirmala, Kukuh
Effendi, Irzal
Metadata
Show full item recordAbstract
Salah satu ikan hias air tawar asli Indonesia yang terkenal di mancanegara adalah ikan botia (Botia macracanthus Bleeker). Ikan hias ini berasal dari pulau Sumatra dan Kalimantan yang memiliki nilai ekonomis tinggi karena daya tariknya yaitu warna tubuh indah dan gerakan yang lincah. Sampai saat ini usaha untuk mendapatkan ikan botia hanya mengandalkan penangkapan dari alam baik terhadap benih maupun calon induk untuk permintaan ekspor yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Usaha pemeliharaan oleh para pengumpul atau penampung dengan tujuan untuk menghasilkan ukuran yang lebih seragam sehingga mempunyai harga jual yang tinggi sudah berkembang namun masih memiliki nilai kelangsungan hidup dan pertumbuhan yang relatif rendah dan salah satu faktor yang mempengaruhi adalah faktor lingkungan yang termasuk di dalamnya adalah pH. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan botia
yang dipelihara dalam derajat keasaman air sebesar 5, 6, 7 dan 8. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2003 di Laboratorium Sistem dan Teknologi Budidaya Perairan dan Laboratorium Lingkungan, Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB. Benih ikan botia berukuran 3,58 ± 0,06 cm dan bobot rata-rata 0,88 ± 0,02 g per ekor dipelihara dalam akuarium (60x30x27 cm) sebanyak 25 ekor. Perlakuan yang diberikan adalah derajat keasaman air yang berbeda (pH 5, 6, 7 dan 8) dengan menambahkan HCI 1 N dan NaOH 1 N pada bak tandon dengan pengenceran. Pemberian pakan alami berupa cacing sutera diberikan 3 kali sehari pada pukul 08.00, 13.00 dan 17.00 WIB. Penyifonan feses dan sisa pakan dilakukan pada pagi dan sore hari serta pergantian air sebanyak 10% dilakukan untuk menjaga kestabilan pH dan kualitas air lainnya tetap optimal. Sampling panjang dan bobot ikan dilakukan seminggu sekali. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Uji lanjut yang digunakan adalah
BNJ, polinomial orthogonal dan uji non-parametrik Kruskal-Wallis. Pertumbuhan benih ikan botia, baik pertambahan panjang maupun pertambahan bobot berlangsung lambat. Terjadi peningkatan bobot tubuh benih ikan botia dengan semakin meningkatnya pH air secara linier Y = 0,199X 0,561 (P<0,05) sedangkan pertambahan panjang mutlak memiliki hubungan yang bersifat - 0,04X2 + 0,55X 1,32 (P<0,05). Pertambahan panjang mutlak maksimum dicapai sebesar 0,57 cm pada pH 6,9. Berdasarkan uji BNJ, pertambahan panjang mutlak yang berbeda nyata adalah perlakuan pH 5 dan 7 (P<0,05). Untuk bobot, berdasarkan uji BNJ yang tidak memberikan pengaruh yang nyata adalah antara pH 6 dengan 7 dan pH 7 dengan 8. Meningkatnya pH air dari 5, 6, 7 menjadi 8 menyebabkan meningkatnya kelangsungan hidup secara linier mengikuti persamaan Y 8,733X + 29,068 (P<0,05). Hasil uji statistik non-parametrik Kruskal-Wallis...
