Proses pengeringan rumput laut dalam lemari pengering (cabinet dryer) menggunakan energi briket batubara
View/ Open
Date
2003Author
Marbun, Martua Ali P.
Suwandi, Ruddy
Erungan, Anna C.
Metadata
Show full item recordAbstract
Indonesia merupakan negara kepulauan, mempunyai potensi yang cukup besar untuk menjadi negara produsen rumput laut karena hampir seluruh pantainaya dapat dipakai sebagai kawasan usaha budidaya. Potensi lahan budidaya rumput laut (alga) di perairan Indonesia mencapai 26.700 ha yang tersebar di 28 provinsi.
Penanganan pasca panen, termasuk pengeringan yang tepat, sangat diperlukan mengingat akan berpengaruh langsung terhadap mutu dan harga penjualan rumput laut di pasaran. Hal ini terjadi karena penjemuran dilakukan di atas pasir dan hanya mengandalkan energi sinar matahari. Di negara maju, pengeringan dilakukan dengan menggunakan oven bersuhu 60-70°C.
Atas dasar itulah perlu diciptakan alat pengering yang dapat meningkatkan mutu rumput laut kering dengan menggunakan energi alternatif. Briket batubara merupakan energi alternatif yang murah dan efektif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan kerja alat pengering rumput laut yang menggunakan sumber energi briket batubara dengan mengamati laju penurunan kadar air.
Metode penelitian terdiri dua tahap yaitu penelitian pendahuluan dilakukan dengan pembuatan alat pengering dan pengujian alat tanpa bahan (kosong). Metode berikutnya yaitu penelitian pendahuluan dilakukan dengan mengamati kerja alat pengering dan bahan yang dikeringkan. Variabel yang diamati yaitu suhu, kelembaban, penurunan berat bahan, konsumsi bahan bakar, serta pengujian akhir produk. Pengujian akhir produk pada tahap ini meliputi pengujian kadar air dan pengukuran warna. Rumput laut yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumput laut jenis Kappahycus alvarezzii...
Collections
- UT - Aquaculture [1988]