Show simple item record

dc.contributor.advisorNurhayati, HSA
dc.contributor.authorUtama, Landreas
dc.date.accessioned2024-05-27T00:45:00Z
dc.date.available2024-05-27T00:45:00Z
dc.date.issued1994
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/151564
dc.description.abstractPeninggalan benda bersejarah seperti candi bentar di kota Cirebon mempu- nyai arti penting bagi pengetahuan akan kebudayaan manusia. Studi ini bertujuan untuk mengetahui sejarah dan mengidentifikasi keberadaan candi bentar dalam upaya pelestarian bangunan bernilai sejarah tersebut, serta memberikan alternatif pemasya- rakatan candi bentar sebagai elemen lansekap "welcome area" yang khas di kota Cirebon. Identifikasi candi bentar melalui penelusuran sejarah dan falsafah terhadap keberadaan candi bentar pada lansekap/bangunan bersejarah dengan meninjau aspek sosial budaya, ekonomi, fisik/teknik dan disainnya. Jenis data yang dikumpulkan adalah asal mula/sejarah dan falsafah candi bentar berdasar aspek keagamaan-simbo- lik, orientasi bangunan dan tata ruang; arsitekturis dengan memperhatikan pola atau gaya arsitektur, hubungan ruang luar termasuk elemen penyerta; estetika; penye- baran dalam kota; serta pengembangan sesuai kebutuhan dan kebijakan pemerintah. Kemudian data tersebut dianalisis berdasarkan sejarah dan filosofi keberadaan dan penyebarannya di masyarakat luas. Selanjutnya disusun suatu alternatif pemas yara- katan dalam rangka pemanfaatan potensi sebagai identitas kota. Pembangunan candi bentar pertama di kota Cirebon bersamaan waktunya dengan pembangunan Keraton Kasepuhan pada tahun 1529. Candi bentar di Keraton Kasepuhan merupakan gerbang yang menyatu dengan bangunan induknya yaitu Bangsal Sitihinggil. Elemen penyerta keberadaan candi bentar ini terdiri dari elemen lunak (tanaman khas yang mempunyai arti atau falsafah tertentu, yaitu Mimusops elengi, Manilkara kauki, Ficus benyamina Roxb, Stelechocarpus burahol) dan elemen keras (hiasan piring keramik dan candi laras pada setiap pilar-pilarnya). Candi bentar di keraton Kasepuhan menunjukkan perpaduan kebudayaan (akulturasi) dan terjadi sebagai proses kontinuitas dari kebudayaan Hindu ke kebudayaan Islam, dimana di dalamnya terdapat pengaruh kebudayaan Cina dan Belanda (pada hiasan piring keramik). Demikian juga dengan elemen tanamannya, banyak menggunakan tanaman pada masa kebudayaan Hindu yang dapat diterima oleh masyarakat Islam. Upaya pelestarian perlu tetap dilakukan karena candi bentar merupakan bagian penting dan terintegrasi dengan seluruh bangunan keraton Kasepuhan serta telah ditetapkan sebagai cagar budaya. Pemugaran, pembersihan dan perbaikan merupakan upaya pelestarian yang dilakukan pada candi bentar di keraton Kasepuhan. Upaya pelestarian lain yang dapat dilakukan dengan penelitian tentang tanaman pada lansekap aslinya; mempertahankan/menanam kembali tanaman menurut pola aslinya; pengelolaan yang terpadu; juga perlu memasyarakatkan informasi cagar budaya keraton Kasepuhan terutama yang berkaitan dengan keberadaan candi bentar kepada masyarakat luas….dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAgronomyid
dc.titleIdentifikasi dan upaya pelestarian gerbang candi bentar sebagai elemen lansekap "Welcome Area" di Kota Cirebonid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record