dc.description.abstract | Akibat dari resesi dunia tahun 1985 dimana harga minyak terus merosot yang masih dirasakan sampai saat ini, memaksa pemerintah mencanangkan kepada perusahaan-perusahaan yang memiliki orientasi ekspor untuk meningkatkan kualitas produknya agar dapat di terima di pasar internasional. PT. Primissima adalah perusahaan yang menekuni bidang industri tekstil tidak terlepas dari kewajiban ini disamping sebagai tindakan antisipasi dalam perdagangan bebas. Semakin ketatnya persaingan, teknologi yang cepat berubah, dan tuntutan pasar berupa kualitas produk yang baik, sehingga menyebabkan penurunan penjualan dari PT. Primissima tahun-tahun terakhir ini mendorong perusahaan bertekad untuk meningkatkan kualitas produk. Bermacam upaya sudah dilakukan antara lain melakukan renovasi pabrik, renovasi mesin dan membeli mesin baru, namun upaya ini tidaklah lengkap tanpa melakukan pengembangan terhadap sumberdaya manusianya.
Pelatihan merupakan salah satu sarana untuk pengembangan sumber daya manusia dan merupakan cara yang paling efektif. Namun pelatihan dapat menjadi bumerang apabila tidak diselenggarakan dengan baik. Pelaksanaan program pelatihan yang baik harus didasarkan pada kebutuhan perusahaan yang didahului dengan analisis kebutuhan pelatihan, dan dibutuhkan perangkat analisis kebutuhan pelatihan.
Berkaitan dengan kualitas produk maka yang banyak berperan adalah Departemen Produksi dalam hal ini Departemen Pemintalan dan Pertenunan. Supervisor adalah jabatan yang menjembatani antara para operator/pelaksana dipabrik dan pihak manajemen, sehingga perannya sangat berpengaruh terhadap kualitas produk.
Rumusan masalah yang dapat dikemukakan adalah (1) apakah PT. Primissima dalam melaksanakan program pelatihan untuk pengembangan pegawainya telah mendasarkan pada analisis kebutuhan pelatihan, (2) kebutuhan pelatihan apa yang akan ditetapkan bagi supervisor di Departemen Pemintalan (Spinning) dan Pertenunan (Weaving) PT. Primissima. (3) materi apa yang digunakan bagi supervisor yang akan mengikuti pelatihan. Mengacu pada rumusan masalah tersebut, gladikarya ini bertujuan untuk (1) mengetahui pelaksanaan program pelatihan di PT. Primissima (2) kebutuhan pelatihan bagi supervisor di Departemen Pemintalan (Spinning) dan Pertenunan (Weaving) (3) menentukan materi pelatihan bagi supervisor yang akan mengikuti pelatihan. Penelitian ini dibatasi pada aspek pelatihan, khususnya menganalisis kebutuhan pelatihan bagi supervisor Departemen Pemintalan (Spinning) dan Pertenunan (Weaving).
Penelitian ini menggunakan metode kaji manajemen, dengan melakukan perbandingan antara teori dengan kenyataan yang ditemukan di lapangan. Data dikumpulkan dalam bentuk data primer dan sekunder dengan teknik kuesioner, observasi dan wawancara. Analisis data dilakukan baik secara kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan yang dilakukan untuk analisis kebutuhan pelatihan adalah model Training Need Assessment Tool (T- NAT).
Hasil Analisis menunjukan bahwa PT. Primissima dalam melaksanakan program pelatihannya telah mendasarkan pada analisis kebutuhan pelatihan, yang terlihat pada tahap pra pelatihan dalam sistimatika pelatihan perusahaan terdapat identifikasi kebutuhan pelatihan, menetapkan program pelatihan, menetapkan tenaga pengajar dan menetapkan jadwal pelatihan.
Dari hasil uji coba dengan menggunakan Training Need Assessment Tool (T-Nat), kebutuhan pelatihan supervisor / pengawas di dua Departemen yakni Departemen Pemintalan dan Pertenunan menunjukan bahwa sebagian besar jenis pekerjaan sesuai uaraian tugas masing-masing supervisor perlu pelatihan namun tidak kritis (termasuk dalam bidang B). Hanya ada satu supervisor pada Bagian Permintalan Departemen Pemintalan
yang seluruh jenis pekerjaannya masuk dalam kebutuhan pelatihan kritis (bidang A). Kebutuhan pelatihan untuk para supervisor/pengawas pabrik berkisar pada jenis pekerjaan yang sifatnya manajerial baik manajemen supervisi maupun manajemen umum, manajemen ISO-9000, Gugus Kendali
mutu dan pekerjaan pengawasan mutu. Materi pelatihan yang diperlukan bagi para supervisor di dua departemen (pemintalan dan pertenunan) meliputi pelatihan supervisor, manajemen pengawasan (supervisi), pelatihan sebagai trainer, QC manajemen, gugus kendali mutu, manajemen ISO-9000, manajemen perencanaan (alat), dan embuatan laporan kerja. dst.... | id |