Kajian Manajemen Teknologi Menghadapi Persaingan Industri Minyak Goreng Sawit Pada Perusahaan Group Musim Mas Unit Pt. Mega Surya Mas, Sidoardjo, Jawa Timur
View/ Open
Date
1998Author
Sunardi
Gumbira-Sa'Id, Endang
Suroso, Arif Imam
Metadata
Show full item recordAbstract
Kelapa sawit merupakan komoditi agribisnis yang penting bagi Indonesia, baik ditinjau dari devisa yang dihasilkan maupun upaya pemenuhan kebutuhan minyak nabati secara nasional yaitu sebagai bahan baku industri minyak goreng, industri margarin, sabun maupun industri oleo kimia. Saat ini Indonesia adalah produsen CPO kedua terbesar setelah Malaysia. Peningkatan rata-rata produksi minyak sawit dan minyak inti sawit (CPO dan PKO) rata-rata periode 1991-1997 adalah 11,95% dan 12,93% per tahun. Walaupun pertumbuhan produksi tersebut diduga akan mengalami penurunan pada masa mendatang, diperkirakan pada tahun 2006, Indonesia akan menjadi produsen minyak sawit terbesar di dunia, dengan tingkat produksi mendekati sebelas juta ton.
Ekspor produksi kelapa sawit saat ini, sebagian besar masih dalam bentuk bahan mentah (CPO), yaitu sebesar 66.5% dari total produksi sebesar 6 575 061 ribu ton. Pengembangan industri di tingkat hulu yang tidak diikuti oleh pengembangan industri hilir akan berakibat nilai tambah yang terjadi pada proses transformasi akan dinikmati oleh negara pengimpor.
Minyak goreng yang berbahan baku minyak sawit (CPO), mempunyai prospek yang sangat cerah baik dipasar lokal maupun pasar global, dengan pertumbuhan produksi pada periode 1993 1997 sebesar 22,7%. Hal ini terjadi karena permintaan secara agregat mengalami peningkatan. Sebagai salah satu dari sembilan kebutuhan pokok masyarakat, minyak goreng sawit menjadi bisnis yang strategis yang perlu dikelola secara profesional. Persaingan yang sangat ketat dalam industri ini perlu diantisipasi dengan berbagai strategi operasional perusahaan yang didukung oleh manajemen teknologinya. Manajemen teknologi dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, produktifitas, pengendalian mutu maupun kemungkinan adanya diversifikasi produk.
PT. Megasurya Mas (MSM) adalah perusahaan yang bergerak pada industri hilir produk kelapa sawit. Pada saat pendiriannya PT. MSM hanya memproduksi minyak goreng sawit, dan mulai tahun 1996 melakukan diversifikasi usaha dengan memproduksi sabun dan margarin. Sertifikat ISO 9000 seri 9002 diperoleh pada tahun 1997 untuk ketiga jenis produknya yaitu minyak goreng, sabun dan margarin. Saat ini perusahaan telah memproduksi sabun dengan berbagai merk dagang. Pada tahun 1997, perusahaan mulai mengadakan ekspor atas produknya dengan menggunakan merek dagang sendiri maupun atas dasar pemesan.
Visi perusahaan PT. MSM adalah "menciptakan nilai tambah melalui kegiatan usaha bersama", dan misinya "mengembangkan industri perkelapa- sawitan di Jawa Timur dan wilayah Indonesia Bagian Timur", yang berarti bahwa perusahaan harus mampu mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam menguasai konsep penciptaan nilai tambah melalui manajemen teknologi dengan kemampuannya dalam mengelola empat komponen teknologi maupun memperkembangkannya. Sebagai perusahaan prosesor yang tidak terintegrasi secara vertikal dengan sumber bahan baku CPO, analisis struktur industri minyak goreng merupakan suatu alat bantu untuk memahami situasi persaingan dan dapat mendasari penetapan strategi untuk mencapai tujuan perusahaan yakni keuntungan. Integrasi strategi teknologi dalam keterkaitannya dengan strategi bisnis perusahaan akan menjadi sangat penting bagi perusahaan dalam upaya untuk mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Dari uraian di atas, rumusan masalah dalam geladikarya ini adalah bagaimana strategi PT. MSM dalam melaksanakan dan mengembangkan manajemen teknologi untuk memperoleh keunggulan kompetitif menghadapi persaingan industri minyak goreng sawit, baik segi harga, mutu jenis produk, kesehatan dan keamanan lingkungan, dalam upaya untuk mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Tujuan geladikarya adalah mengkaji penerapan manajemen teknologi, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan manajemen teknologi, dan merumuskan alternatif pengembangan manajemen teknologi serta integrasi strategi teknologi dengan strategi bisnis dalam mencapai sasaran perusahaan. Kelemahan penulisan ini adalah tidak diketahuinya tingkat kemampuan teknologi grup perusahaan yang belum terjangkau dalam penulisan ini, sementara hal tersebut merupakan bagian yang penting untuk mendukung strategi pengembangan manajemen teknologi perusahaan.
Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan analisis diskriptif. Data diolah dengan program Minitab menggunakan uji statistika non parametrik metode Mann-Whitney dan Chi-Square. Hasil pengolahan data dianalisa dengan menggunakan metode Science and Technological Management System (STMIS) terhadap dua indikator teknologi, yaitu indikator transformasi teknologi dan indikator kemampuan teknologi, untuk empat kömponen teknologi.
Hasil pengkajian empat komponen teknologi dalam indikator transformasi pada PT. MSM adalah sebagai berikut: (a) Perangkat teknologi proses pengolahan minyak goreng sawit termasuk jenis mesin serbaguna sampai mesin otomatis (median 5,5), tidak berbeda nyata dengan harapan perusahaan yaitu jenis mesin otomatis sampai mesin terpadu (median 6,5). (b) Perangkat manusia didukung oleh kemampuan grup Musim Mas yang telah memiliki kemampuan untuk mereproduksi sampai menyempurnakan, sementara itu kemampuan perangkat manusia yang dimiliki oleh perusahaan sendiri baru sampai pada mengoperasikan sampai mereparasi (median 3), hal ini tidak berbeda nyata dengan harapan perusahaan yaitu mempunyai kemampuan untuk mereparasi sampai mengadaptasi (median 5). (c). Perangkat Informasi, tingkat kecanggihannya berada pada menerangkan fakta sampai menyusun spesifikasi fakta (median 3,5), tidak berbeda nyata dengan harapan perusahaan menggunakan fakta sampai menyimpulkan fakta (median 6). Penggunaan perangkat informasi masih terdapat beberapa kelemahan yaitu pada fungsi dokumentasi, pengarsipan maupun belum adanya keterpaduan program yang mendukung sistem pengambilan keputusan manajemen atau sistem informasi manajemen yang dapat diakses sesuai dengan hak peruntukannya secara cepat. (d) Perangkat Organisasi, Kapasitas olah yang hanya mencapai 29,93% dinilai sangat rendah, hal ini menunjukkan bahwa dari sisi perangkat organisasi masih perlu ditingkatkan hingga mencapai kapasitas 70%. Biaya proses yang hanya mencapai 5-10%, dengan harga jual produk yang mencapai 160% dari harga bahan baku, dinilai akan menghasilkan margin keuntungan yang cukup besar. Pengkajian terhadap indikator kemampuan teknologi perusahaan pada kemampuan operatif, kemampuan akuisitif, kemampuan pendukung dan kemampuan inovatif, ternyata mempunyai kemampuan yang sebanding dengan rata-rata perusahaan di Indonesia dengan median 1,5. Dari hasil uji statistika non parametrik metode chi- square, dapat disambil kesimpulan bahwa hubungan antara indikator transformasi teknologi dengan indikator kemampuan teknologi bersifat bebas (independent).
Berbagai kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan adalah perangkat teknologi standar yang berkapasitas cukup besar dengan dukungan kemampuan teknologi dari grup, SDM dengan tingkat pendidikan yang relatif cukup tinggi, telah mempunyai standar jaminan mutu internasional ISO 9000 seri 9002. Kelemahan yang perlu segera dicari jalan keluarnya adalah Pemanfaatan kapasitas terpasang masih sangat rendah 29,93%, Pemberdayaan bagian pemasaran untuk tujuan perluasan dan pengembangan pasar, sistem informasi manajemen belum
optimal, pelatihan dan pemberdayaan pegawai masih rendah.
Berbagai peluang yang dapat dimanfatkan adalah Pasar domestik maupun
ekspor, yaitu pasar global AFTA, APEC. Sumber bahan baku CPO dalam negeri tersedia, terbuka kemungkinan integrasi/akuisisi baik kedepan maupun ke kebelakang, dan tersedianya teknologi untuk diversifikasi produk. Ancaman terhadap perusahaan adalah masuknya investor baru dengan teknologi baru yang lebih efisien, perusahaan pesaing yang terintegrasi kedepan maupun kebelakang, lokasi yang jauh dari lokasi sumber bahan baku CPO, krisis ekonomi yang berkepanjangan, stabilitas politik dan pemerintahan yang kurang mantap dan pemasok yang ingin mengadakan integrasi kedepan.
Dari hasil analisis struktur industri minyak goreng sawit, dapat
disimpulkan bahwa daya tarik industri minyak goreng sawit adalah tinggi dengan intensitas persaingan tinggi yang dibuktikan banyaknya calon investor yang masuk dalam industri. PT. MSM mempunyai posisi tawar yang lemah terhadap pemasok bahan baku (CPO); Posisi tawar pembeli yang kuat akan cenderung semakin kuat dengan semakin banyaknya pabrik minyak goreng yang akan muncul serta tidak adanya biaya peralihan maupun teknologi bagi pembeli hingga konsumen akhir untuk beralih pemasok. Dalam waktu dekat belum dikawatirkan adanya produk substitusi atas produk minyak goreng sawit.
Strategi generik untuk memperoleh keunggulan bersaing bagi PT. MSM adalah strategi keunggulan biaya dengan berbagai konsekuensi, yaitu mengadakan integrasi secara vertikal kebelakang (backward Integration) untuk memperoleh bahan baku dengan kualitas standar dan harga yang bersaing. Strategi alternatif untuk jangka menengah-panjang adalah differensiasi dengan jalan meningkatkan mutu produk yaitu strategi unggul mutu yang didukung oleh integrasi kedepan (forward integration) dalam rangka untuk meningkatkan mutu pelayanan dengan mendekatkan kepada konsumen akhir. Persaingan dalam industri minyak goreng ini akan mengalami pergeseran dari oligopoli menjadi persaingan yang mengarah pada mekanisme pasar dengan campur tangan pemerintah yang semakin kecil
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka integrasi strategi teknologi dan strategi bisnis untuk mendukung pencapaian tujuan perusahaan adalah strategi pemanfaatan teknologi (tahap II) dengan pemanfaatan teknologi standar, dan strategi bisnis jangka pendek adalah unggul harga dengan meminimalkan harga. Untuk jangka menengah-panjang strategi bisnis yang sesuai adalah unggul mutu dengan cara memaksimalkan mutu produksi dan perusahaan secara proaktif meningkatkan mutu pelayanan dan jaminan keamanan atas produknya kepada pembeli.
Collections
- MT - Business [1040]