Show simple item record

dc.contributor.advisorBasith, Abdul
dc.contributor.advisorFahmi, Idqan
dc.contributor.authorHandayani, Anik
dc.date.accessioned2024-05-23T09:59:18Z
dc.date.available2024-05-23T09:59:18Z
dc.date.issued1997
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/151344
dc.description.abstractTungkal Ulu atau Merlung, yang terletak di Propinsi Jambi merupakan salah satu lokasi permukiman transmigrasi dengan pola perkebunan kelapa sawit inti rakyat (PIR TRANS) yang pengelolaannya telah bekerja sama dengan PT Inti Indosawit Subur. Pada saat penelitian ini disusun, PT Inti Indosawit Subur bermaksud meningkatkan kapasitas pengolahan pabrik kelapa sawit yang ada saat ini untuk menampung produksi dari kebun-kebun kelapa sawit di sekitarnya yang mulai meningkat. Tujuan dari penelitian ini adalah menyelesaikan masalah penentuan pabrik baru yang harus dibangun, penentuan lokasi pabrik baru yang mem- punyai biaya transportasi seminimum mungkin dan memenuhi syarat teknis pendirian pabrik pengolahan kelapa sawit, serta penentuan distribusi kebun- kebun yang memasok pabrik lama dan pabrik baru. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka ditetapkan rencana produksi TBS sebesar 27 ton per hektar per tahun. Berdasarkan rencana produksi kebun tersebut, ditentukan pabrik yang baru mempunyai kapasitas kebun tersebut, ditentukan pabrik yang baru mempunyai kapasitas pengolahan normal sebesar 180.000 ton per tahun, sama dengan kapasitas pabrik yang lama atau yang sudah ada. Dalam penelitian ini diperoleh 3 (tiga) alternatif lokasi pendirian pabrik yang baru. Penentuan lokasi pabrik yang paling optimum dari 3 (tiga) alternatf lokasi yang telah memenuhi syarat teknis sebagai lokasi pabrik baru, dilakukan dengan menggunakan program aplikasi komputer, Lindo. Sehingga diperoleh pola distribusi kelapa sawit yang optimum dari kebun-kebun yang ada menuju pabrik lama dan pabrik baru, yaitu pola distribusi dengan biaya transportasi tahunan minimum adalah alternatif lokasi yang ada di dekat lokasi pabrik baru yang paling minimum di antara ketiga alternatif lokasi pabrik tersebut. Lokasi pabrik baru yangn mempunyai biaya transportasi tahunan minimum adalah alternatif lokasi yang ada di dekat lokasi pabrik baru yang direncanakan oleh PT. Inti Indosawit Subur. Berdasarkan analisis sensitivitas atas hasil eksekusi program Lindo, diperoleh informasi bahwa kenaikan biaya transportasi yang diijinkan terjadi rata-rata berkisar antara 40% sampai 50%, dengan nilai tertinggi sebesar 500%. Nilai terendah sebesar 1,4%. Sementara penurunan biaya transportasi yang diijinkan terjadi rata-rata berkisar antara 40% sampai 50% dengan nilai terendah 1,4%. Besar kenaikan produksi kelapa sawit dari tiap kebun yang diijinkan terjadi rata-rata sekitar 10-15% dengan nilai terendah sebesar 2%. Nilai tertinggi sebesar 222%. Sementara kapasitas pabrik hanya diijinkan untuk naik sebesar 0,1% saja. Besar penurunan produksi kelapa sawit dari tiap kebun yang diijinkan terjadi rata-rata sekitar 2%. Perubahan turun terendah diijinkan terjadi sebesar 0,3%. Perubahan turun tertinggi yang diijinkan adalah sebesar 0,85% dan pabrik baru sebesar 5,9%. Masalah lain adalah jika terjadi kelebihan produksi TBS, sehingga melebihi kapasitas normal kedua pabrik tersebut. Pemecahan masalah ini dilakukan dengan jalan menambah waktu operasi kedua pabrik tersebut, sehingga kelebihan produksi TSB dapat ditampung. Hasil eksekusi program Lindo memberikan hasil yang paling optimum jika semua kelebihan produksi TBS dikirim ke pabrik baru.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcManajemen Pemasaranid
dc.titleOptimasi Distribusi Tbs Untuk Penentuan Lokasi Pabrik Cpo Pada Area Kebun Kelapa Sawit Tuangkal Ulu/Mehung, Propinsi Jambiid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordCPOid
dc.subject.keywordKelapa Sawitid
dc.subject.keywordJambiid
dc.subject.keywordOptimasi Distribusiid
dc.subject.keywordTBSid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record