Show simple item record

dc.contributor.advisorBaga, Lukman M.
dc.contributor.advisorSuroso, Arif Imam
dc.contributor.authorPoniman, Sukarman
dc.date.accessioned2024-05-23T09:53:34Z
dc.date.available2024-05-23T09:53:34Z
dc.date.issued1998
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/151338
dc.description.abstractTujuan penelitian yang akan dilakukan adalah menganalisa sistem kelembagaan terutama pengaturan jadwal tebang dan pengangkutan bahan baku teou ke pabrik gula terhadap peraturan/ ketentuan yang ada saat ini, menganalisa/mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya tebu berpindah dari satu wilayah PG ke wilayah PG lainnya terutama pada proses pengangkutan dan memberikan alternatif solusi yang dapat menghindarkan atau mengurangi terjadinya perpindahan pada proses pengangkutan utamanya di Kabupaten Malang Propinsi Jawa Timur. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan langsung pelakksanaan di lapangan, melihat struktur organisasi/kelembagaan, wawancara dengan pabrik gula, petani/kelompok tani, pengurus KUD dan Pedagang tebu serta pengumpulan data yang bersumber dari literatur, Undang-Undang, surat-surat keputusan/edaran dan media lainnya yang berkaitan dengan masalah penelitian yang dilakukan. Data yang dikumpulkan selanjutnya diolah dan dinaalisa secara kualitatif dan kuantitatif yang mencakup analisa lingkungan eksternal dan lingkungan internal (SWOT). Berdasarkan analisa SWOT dikembangkan alternatif strategi yang memberikan manfaat bagi pelaksanaan jadwal tebang dan pengangkutan tebu. Langkah selanjutnya menetapkan prioritan alternatif yang perlu dilaksanakan Berdasarkan Penelitian terhadap kelembagaan jadwal tebang dan pengangkutan tebu di Malang terdapat kekurang sesuaian antara aturan yang ada dan pelaksanaan dilapangan yang disebabkan karena tiadanya sanksi serta kurangnya motivasi para pelaku terhadap ketaatan melaksanakan aturan yang ada terutama pada petani TRI non kredit yang merupakan kelemahan dari sebagai faktor internal. Sedangkan kekuatannya adalah adanya ketersediaan bahan baku yang lebih baik dari PG diluar Malang Selanjutnya analisa lingkungan eksternal dari para pelaku pelaksana TRI di Malang adalah adanya pabrik gula diluar Malang yang kekurangan bahan baku tebu dan berani memberikan subsidi angkutan kepada pedagang tebu, tidak adanya sanksi bagi pembeli tebu diluar wilayah Malang walaupun melanggar aturan yang ada, merupakan faktor ancaman. Peluang yang dimiliki oleh PG dapat membeli tebu dari daerah lain bila kekurangan bahan baku tebu karena tidak adanya sanksi dan peluang bagi petani adalah posisi bahan baku petani cukup kuat untuk memperoleh harga yang dikehendakinya Dengan memperhatikan faktor internal dan eksternal yang ada maka diperoleh 6 (enam) prioritas perlakuan untuk mencapai tujuan yaitu Penyempurnaan/perbaikan sistem kelembagaan (sistem sewa tanah oleh PG, sitem bagi hasil terhadap perolehan gula petani dan keberadaan pedagang tebu), pemberdayaan fungsi kelembagaan (Rayonisasi, dan jadwal tebanga angkut), Peningkatan motivasi (Melaksanakan aturan dan saling membutuhkan sesama mitra), sehingga secara tidak langsung hubungan kemitraan antara PG dan Petani akan makin erat, peningkatan hubungan kemitaraan antara pabrik gula dalam pengaturan ketersediaan bahan baku tebu dan apabila kesemuanya ini telah berjalan maka pelaksanaan kegiatan peningkatan produksi, produktivitas dan pendapatan sudah berjalan dengan sendirinya...dst.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcManajemen Strategiid
dc.titleAnalisis Kelembagaan Pelaksanaan Tebu Rakyat Intensif (Tri) Pada Rayonisasi Areal Terhadap Jadwal Tebang dan Pengangkutannya Di Kabupaten Malangid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordManajemen Strategiid
dc.subject.keywordTebuid
dc.subject.keywordProduksi Gulaid
dc.subject.keywordAnalisis SWOTid
dc.subject.keywordTebu Rakyat Intensifikasi (TRI)id


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record