Show simple item record

dc.contributor.advisorHarianto
dc.contributor.advisorBasith, Abdul
dc.contributor.authorHusairi
dc.date.accessioned2024-05-23T07:36:58Z
dc.date.available2024-05-23T07:36:58Z
dc.date.issued1998
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/151238
dc.description.abstractSektor kehutanan, dalam hal ini industri pengolahan kayu adalah salah satu sektor yang potensial dalam menopang perolehan devisa non-migas, memacu pengembangan wilayah, dan penyerapan tenaga kerja yang cukup besar di Indonesia. Industri pengolahan kayu lapis (plywood) maupun kayu dekorasi (decorative wood) mengalami perkembangan pesat sejak diberlakukannya larangan ekspor kayu bulat (log) pada tahun 1984. Keberadaan industri ini harus tetap didukung oleh ketersediaan bahan baku kayu log yang cukup. Tetapi pada tahun 1998 larangan tersebut dicabut, sehingga menyebabkan kurangnya suplai kayu log dari dalam negeri. Kualitas kayu yang diperoleh dari dalam negeri semakin menurun, terutama untuk industri kayu dekorasi yang membutuhkan persyaratan kualitas yang cukup tinggi. Turunnya kualitas kayu yang diolah dapat menurunkan rendemen vinir untuk pembuatan kayu dekorasi. Dengan semakin langkanya pasokan kayu log dari dalam negeri, maka dilakukan impor kayu log untuk memenuhi kebutuhan industri kayu dekorasi. Dalam situasi ekonomi yang semakin sulit dan tidak menentu, maka efisiensi periggunaannya sangat penting demi kelangsungan hidup industri pengolahan kayu. Produk yang menjadi fokus penelitian yang dihasilkan oleh PT. Jabar Utama Wood Industry adalah kayu dekorasi fancy wood dan flooring wood (standard floor dan heating floor), rendemen vinir yang dihasilkan masih terlalu beragam, yaitu: (1) untuk produk fancy 12 20%, dan (2) produk flooring 20-25%. Hal ini dirasakan masih terlalu rendah dan bervariasi besar, karena masih banyak limbah kayu yang terbuang. Berdasarkan permasalahan yang dihadapi perusahaan, maka permasalahan yang diangkat difokuskan pada sejauh mana pemanfaatan kayu bulat yang telah dilakukan untuk industri pengolahan kayu dekorasi, dan bagaimana alternatif pemakaian kayu bulat yang tepat untuk tercapainya kondisi optimum, sehingga dapat meningkatkan rendemen vinir yang akhirnya memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Penulisan laporan geladikarya ini bertujuan (1) mengkaji permasalahan pemakaian kayu bulat sebagai bahan baku pengolahan kayu dekorasi yang ada untuk meningkatkan rendemen vinir, dan (2) mengkaji alternatif dalam proses pemakaian kayu bulat dalam rangka peningkatan nilai tambah. Pengkajian ini hanya terbatas pada pemanfaatan kayu bulat sebagai bahan baku hingga menjadi vinir tidak sampai produk akhir, serta pemanfaatannya dari segi teknis dan pemilihan alternatif, sedangkan implementasinya diserahkan lebih lanjut pada kebijaksanaan perusahaan. Jenis dan suplier bahan baku kayu log yang diolah dari mulai bulan Januari hingga Juni 1998 untuk produk fancy adalah: (1) jenis white oak dari suplier Ike Trading, Far East, dan J.C. Hammer; (2) jenis maple dari suplier Ike Trading: (3) jenis beech log, dan (4) jenis white ash. Sedangkan untuk produk flooring...dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcManajemen Produksi Dan Operasiid
dc.titleOptimasi Bahan Baku Kayu Log Pada Industri Pembuatan Kayu Dekorasi (Decorative Wood) : Studi Kasus Di Pt. Jabar Utama Wood Industrytangerang, Jawa Baratid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordkayu lapisid
dc.subject.keywordplywoodid
dc.subject.keyworddecorative woodid
dc.subject.keywordkayu logid
dc.subject.keyworddekorasiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record