Analisis hubungan antara peubah tehnik budidaya lada (Piper nigrum L) dengan produktifitas lada di Indonesia
View/ Open
Date
1983Author
Suhardjo HS
Aunuddin
Sunarlim, Bunawan
Semedi, Nugroho Satrio
Metadata
Show full item recordAbstract
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara peubah tehnik budidaya lada dengan produktifitas lada, dan kelayakannya.
Produktifitas lada telah dikategorikan dengan skor menjadi; tinggi, sedang, dan rendah. Sedangkan peubah tehnik budidaya yang dimaksud adalah: (1) Topografi lahan petani, (2) Tipe penggunaan lahan, (3) Frekuensi terendamnya tanaman dalam air, (4) Adanya tunggul, (5) Cara menanam bibit/stek, (6) Varietas, (7) Umur tanaman asal bibit/stek, (8) Jenis stek yang digunakan, (9) Ada/tidaknya akar pada stek, (10) Jumlah ruas rata-rata perstek, (11) Jumlah ruas rata-rata yang dibenamkan dalam tanah, (12) Tipe naungan, (13) Jarak tanam, (14) Tipe mulsa, (15) Usaha mengontrol hama, (16) Respon terhadap serangan hama, (17) Usaha mengontrol penyakit, dan (18) Respon terhadap serangan penyakit.
Keeratan hubungan antara peubah tehnik budidaya lada dengan produktifitas lada diukur dengan V Cramer, sedangkan kelayakan hubungan tersebut diuji dengan Khi-Kuadrat. Nilai V Cramer tertinggi dicapai pada peubah "Umur
tanaman asal bibit/stek" dan "Respon terhadap serangan penyakit", berarti kualitas bibit/stek dan berkurangnya penyakit sangat mendukung tanaman lada berproduktifitas tinggi. Sedangkan dari pengujian hubungan antara peubah tehnik budidaya lada dengan produktifitas lada, hanya pada "Tipe penggunaan lahan" dan "Ada/tidaknya akar pada stek" yang tidak ada hubungan dengan produktifitas lada. Hal ini menunjukkan bahwa kedua peubah tersebut tidak berpengaruh terhadap produktifitas lada, dan nilai V Cramernya tidak layak.
Berdasarkan V Cramer, peubah yang perlu lebih diper- hatikan terletak pada prioritas I, yaitu pada peubah; "Varietas", "Umur tanaman asal bibit/stek", "Jenis stek yang digunakan", "Tipe naungan", "Usaha mengontrol hama", "Respon terhadap serangan hama", dan "Respon terhadap serangan penyakit".