dc.description.abstract | Luas perkebunan karet di Indonesia adalah yang terbesar di dunia yaitu 3.47 juta hektar, dimana 83.3 persen merupakan areal perkebunan rakyat, yang memberikan sumbangan 75.96 persen terhadap produksi karet alam Indonesia. Pola Perusahaan Inti Rakyat Perkebunan (PIR- Bun) mengembangkan potensi karet rakyat ini dengan cara bekerja sama dengan pihak PTP yang memiliki teknologi, manajemen, dan pemasaran yang lebih unggul dibandingkan dengan karet rakyat.
Salah satu tolok ukur keberhasilan pola PIR-Bun yang dapat dilihat pada tahap pasca konversi, adalah pembayaran angsuran dan pelunasan kredit yang lancar dan tepat waktu. Pada kenyataannya keadaan pengembalian kredit belum sesuai dengan yang direncanakan.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui kemampuan peserta proyek dalam mengembalikan kredit dilihat dari kemampuan menabungnya, dan (2) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan dan kemauan petani PIR karet (PIR lokal) dalam pengembalian kredit dan selanjutnya tingkat pengembalian kredit serta menentukan besarnya pengaruh masing-masing faktor-faktor tersebut.
Pengambilan contoh atau responden dilakukan dengan menggunakan metode acak sederhana sebanyak 40 orang petani. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan metode analisis deskriptif dan analisis model regresi linier berganda.
Metode yang digunakan untuk melihat kemampuan peserta
proyek dalam mengembalikan kredit adalah dengan melihat
kemampuan menabung peserta, yang didapat dari selisih
pendapatan total keluarga dengan pengeluaran keluarga.
Jika kemampuan menabungnya lebih besar dari cicilan kredit
per bulannya, berarti petani dianggap mampu untuk membayar
kreditnya. ... | id |