Show simple item record

dc.contributor.advisorRaswin, MM.
dc.contributor.advisorCarman, Odang
dc.contributor.authorMisnawati, Harlin
dc.date.accessioned2024-05-17T07:59:51Z
dc.date.available2024-05-17T07:59:51Z
dc.date.issued1997
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/150427
dc.description.abstractIkan mas adalah salah satu jenis ikan budidaya air tawar yang paling banyak dibudidayakan peternak ikan baik budidaya pembenihan, pembesaran di kolam, di air deras atau di jaring apung. Ikan mas betina diketahui memiliki laju pertumbuhan yang lebih cepat 5%-15% dibandingkan dengan ikan mas jantan. Karena itu, membesarkan ikan mas betina relatif lebih menguntungkan dari segi produksi. Sehubungan dengan hal itu diupayakan untuk memperoleh populasi ikan mas berjenis kelamin tunggal (monosex) dalam hal ini betina. Salah satu upaya tersebut adalah pengalihan kelamin (sex reversal) dengan menggunakan hormon steroid sintetis. Ikan bergenotip XX yang menjadi jantan fungsional sebagai hasil pengubahan kelamin jika dikawinkan dengan ikan betina normal akan menghasilkan keturunan yang semuanya berjenis kelamin betina (XX). Penelitiaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kadar larutan hormon 17a-metiltestosteron perendam terhadap diferensiasi kelamin larva ikan mas. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap, memakai empat perlakuan dan tiga ulangan tiap perlakuan. Perlakuan tersebut adalah perlakuan A (3 mg/l), B (6 mg/l), C (9 mg/l), D (12 mg/l) dan K (kontrol). Parameter utama yang diamati adalah jenis kelamin ikan berdasarkan identifikasi gonad. Penentuan jenis kelamin ini dilakukan setelah ikan berumur lima bulan. Parameter penunjang yang diamati adalah sintasan ikan mas selama perlakuan dan selama pemeliharaan. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan, diuji homogenitas dan aditivitasnya, kemudian dianalisis dengan sidik ragam. Jika hasil analisis sidik ragam signifikan dilanjutkan dengan uji wilayah berganda Duncan. Berdasarkan identifikasi gonad pada umur lima bulan, persentase jenis kelamin jantan pada perlakuan A, B, C, D, dan kontrol masing-masing adalah 11,86%, 7.01%, 4,52%, 1,96%, dan 0,00%. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (P<0,05) dalam perubahan kelamin menjadi jantan dengan menggunakan hormon 17a-metiltestosteron dan kontrol. Berdasarkan hasil uji wilayah berganda Duncan kontrol dengan perlakuan A dan B berbeda nyata (P<0,05), sedangkan perlakuan C dan D tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan kontrol. Antara perlakuan A dan B menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang nyata (P>0,05). ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePengaruh tingkat pemberian hormon 172-metil testosteron kepada larva ikan mas (Cyprinus carpio) terhadap nisbah kelaminnyaid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record