Studi tentang pengendalian sediaan ikan hidup di PT. Seaworld Indonesia, Jakarta
View/ Open
Date
1997Author
Marbun, Rismawati
Haluan, John
Wisudo, Sugeng Hari
Metadata
Show full item recordAbstract
SeaWorld Indonesia (SWI) sebagai tempat wisata yang memperagakan ikan hidup dalam akuarium yang selalu mempertahankan keberadaan dan keindahan akuariumnya supaya tetap dapat dinikmati oleh pengunjung. Dalam pengelolaannya, SWI memerlukan biaya cukup besar, terutama dalam menjaga kontinuitas pengadaan sediaannya. Pengendalian sediaan dapat mengoptimumkan pemanfaatan sumberdaya ikan hidup khususnya ikan laut untuk peragaan tersebut.
Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui teknik pengelolaan ikan hidup di PT. SeaWorld Indonesia, Jakarta, (2) untuk mempelajari pengendalian sediaan ikan hidup di SWI dan melakukan perhitungan optimasinya. Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret sampai bulan April 1996.
Metode penelitian adalah metode survei dengan mengumpulkan data melalui observasi dan wawancara langsung dengan staf yang menangani pengelolaan ikan hidup di SWI. Analisis data memakai riset operasi model pengendalian sediaan deterministik, dan untuk penyajian mengenai teknik pengelolaan ikan hidup dilakukan secara deskriptif.
Pengelolaan ikan hidup meliputi penyediaan, karantina, dan peragaan. Pengadaan ikan hidupnya pihak SWI melakukan melalui tiga cara yaitu membeli langsung dari penjual ikan hias, membeli kepada nelayan dan melakukan penangkapan sendiri. Sebelum dipindah ke tempat lain ikan harus di karantina terlebih dahulu selama 14 hari agar ikan dapat beradaptasi dengan lingkungan baru dan membebaskan ikan dari parasit yang dibawa dari lingkungan asal.
Hasil penelitian memperlihatkan adanya 3 komponen pembiayaan sediaan yaitu biaya pembelian, biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Biaya pembelian meliputi biaya yang dikeluarkan untuk membeli ikan hidup. Biaya pemesanan terdiri dari biaya transportasi dan biaya honor pegawai. Biaya penyimpanan meliputi biaya pakan, biaya listrik, biaya obat-obatan dan biaya pegawai.
Hasil perhitungan menggunakan model pengendalian sediaan deterministik diperoleh jumlah pemesanan optimum (Qopt.) sebanyak 2,536 ekor. Dengan Qopt. diperoleh biaya total sediaan (total annual relevant cost) sebesar Rp 90,569,967.05. Biaya total optimum dicapai pada saat grafik total annual relevant cost berada pada titik perpotongan grafik annual ordering cost dan annual holding cost yaitu pada saat biaya pemesanan (Annual Ordering Cost) optimum adalah sebesar Rp 45,288,381.01 dan biaya penyimpanan (Annual Holding Cost) optimum adalah Rp 45,281,586.04. Jumlah pemesanan optimum dilakukan dalam tenggang waktu antar pemesanan (Topt.) selama 11 hari.