View Item 
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Undergraduate Theses
      • UT - School of Veterinary Medicine and Biomedical Science
      • UT - Anatomy, Phisiology and Pharmacology
      • View Item
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Undergraduate Theses
      • UT - School of Veterinary Medicine and Biomedical Science
      • UT - Anatomy, Phisiology and Pharmacology
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      Pengaruh pemberian infusa sambiloto [Andrographis paniculate Nees] dengan pelarut air tanpa EV aporasi pada mencit yang diinfeksi Plasmodium berghei

      Thumbnail
      View/Open
      Full text (4.817Mb)
      Date
      2009
      Author
      Haryanti, Wenny
      Cahyaningsih, Umi
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) merupakan salah satu tanaman herbal yang memiliki banyak khasiat, salah satunya adalah sebagai obat anti- malaria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian infusa sambiloto terhadap mencit yang diinfeksi Plasmodium berghei. Pada penelitian ini digunakan infusa sambiloto dengan pelarut air tanpa evaporasi dan dilakukan pengocokkan. Hewan coba yang digunakan adalah mencit jantan dan mencit betina yang telah diinfeksi Plasmodium berghei. Mencit dibagi ke dalam beberapa kelompok perlakuan berdasarkan pemberian infusa sambiloto yaitu kontrol positif, kontrol obat (fansidar), kelompok SB I(infusa sambiloto dengan pengenceran 1x10), kelompok SB II (infusa sambiloto dengan pengenceran 1x10) dan kelompok SB III (infusa sambiloto dengan pengenceran 1x10). Infusa sambiloto yang diencerkan lalu dilakukan pengocokkan untuk memperkecil partikel. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kelompok SB II lebih efektif diberikan pada mencit jantan sedangkan kelompok SB III lebih efektif diberikan pada mencit betina dalam menghambat pertumbuhan Plasmodium berghei. Jumlah parasitemia hari ke-11 pada mencit jantan yang diberi SB II yaitu 0,94% sedangkan pada mencit betina yang diberi SB III yaitu 4,90%. Perbedaan jumlah parasitemia pada kelompok perlakuan sambiloto disebabkan karena tingkat pengenceran yang berbeda. Pengenceran ini bertujuan untuk memperkecil partikel- partikel sehingga memudahkan dan mempercepat perjalanan obat menuju targetnya. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa infusa sambiloto dengan pengenceran yang sedang dan tinggi memiliki kerja yang lebih baik sebagai anti-malaria dibandingkan dengan pengenceran yang rendah….
      URI
      http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/149979
      Collections
      • UT - Anatomy, Phisiology and Pharmacology [1047]

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository
        

       

      Browse

      All of IPB RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      Application

      google store

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository