Pengamatan Pengolahan Tanah Cara Kering Dengan Tenaga Mekanis (Traktor 68 DK) dan Dengan Tenaga Manusia (Cangkul) di Desa Oleas, Situbondo
View/ Open
Date
1979Author
Lestari, Pujo
Partowijoto, Achmadi
Semat, Sjahruddin
Metadata
Show full item recordAbstract
Pengolahan tanah cara kering dicirikan atas pengerjaan tanahnya, baik keseluruhan maupun sebagian, untuk tidak mendapatkan tanah yang melumpur dan tunam- an yang dalam kondisi yang tidak jenuh air. Pengolahan tanah basah pada saat ini hanya terbatas pada masalah tanaman padi, sedangkan pengolahan tanah kering mempunyai obyek yang jauh lebih luas, seperti pengusahaan perkebunan, tanaman holtikultura, pulawija dan juga tanaman padi terutama yang berhubungan dengan bertanan tumpangsari.
Keuntungan pengolahan tanah secara mezanis di banding dengan cara tradisionil adalah (1) pengolahan tanah lebih dalum, (2) waktu lebih singkat, (3) memperluas areal bertanam, (4) memungkinkan pengolahan tanah yang lebih berat, dan (5) tenaga yang dibutuhkan lebih sedikit.
rengamatan ini bertujuan untuk memberi gambaran dulum hal efisiensi kerja dan biaya pengolahan tanah cara kering dengan tenaga mekanis (traktor 68 dk) dan dengan tenaga manusia (cangkul)
Hasil pengamatan di desa Olsun, kubupaten Situbondo menunjukkan bahwa kemampuan kerja pengolahan tanah cara kering dengan menggunakan traktor 63 dk sampai siap tanam adalah 0,198 ha tiap jam. Seuangkan dengan tenaga manusia (cangkul), menurut pengalaman dibutuhkan tenaga 65 orang apabila dikerjukan dalam satu hari, atau dibutuhkan waktu 65 hari apabila dikerjakan oleh satu orang.
Biaya pengolahan tanah dengan cara mekanis (traktor 68 dk, adalah sebesar Rp 31.721,32 tiap ha, sedang dengan tenaga manusia sebesar Rp 26.000,00 tiap hu. ...