Studi cacat mekanis dan biaya pemanenan pada kayu jati tanpa teresan : Studi kasus tebangan B1 di BKPH Jampang Kulon, KPH Sukabumi, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat
View/ Open
Date
1999Author
Firdian, Ardhy
Nugroho, Bramasto
Pranggodo, Bambang
Metadata
Show full item recordAbstract
Pemanenan kayu merupakan proses kegiatan pemindahan hasil hutan berupa kayu dari hutan atau tempat tumbuhnya menuju pasar atau tempat-tempat pemanfaatannya, sehingga kayu tersebut berguna bagi manusia (Nugroho, 1995).
Pada kegiatan pemanenan potensi timbulnya kerusakan kayu dalam hal ini cacat mekanis kayu sangat besar dibandingkan dengan kegiatan lainnya. Cacat mekanis yang dimaksud antara lain pecah dan belah. Selain itu cacat mekanis kayu dapat terjadi akibat perilaku manusia yang kurang cermat dalam mengelola kayu.
Pada pemanenan di hutan Jati, sebelum penebangan, dilakukan peneresan pada tegakan Jati. Adanya kegiatan peneresan menyebabkan penambahan terhadap biaya, yaitu biaya kegiatan peneresan serta biaya produktifitas lahan selama jangka peneresan. Alternatif pemecahan yang dilakukan untuk menghilangkan biaya tambahan ini adalah dengan pemanenan kayu Jati tanpa teresan. Namun demikian masih sedikit ditemukan penelitian mengenai pemanenan kayu Jati tanpa teresan, terutama ditinjau dari tingkat cacat mekanis dan biaya pemanenannya.
Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa pada kegiatan penebangan kayu Jati tanpa teresan, intensitas pohon yang mengalami cacat mekanis sebesar 36.67% dari total seluruh pohon contoh. Besaran yang terjadi sebesar 4.75% untuk dimensi panjang dan 20.58% untuk dimensi lebar. Jenis cacat yang timbul antara lain kunus, pecah banting, pecah belah dan pecah lepas (slemper).
Collections
- UT - Forestry Products [2325]